Senin, 07 Mei 2012

"Amazing When You Crying"// MyungJong// One Shoot


"Amazing When You Crying"// MyungJong// One Shoot

oleh Korean Fan Fictions (Yaoi Only) pada 14 April 2012 pukul 22:09 ·
"Amazing When You Crying"// MyungJong// One Shoot

Cast :: Kim Myung Soo, Lee Sung Jong
Another Cast :: Infinite Member
Genre :: Romance
Author :: Summer
Ratting :: T to M
Warning :: jangan baca ff ini kalo ga suka MyungJong atau Sungjong and don't bashing
Summary :: Amazing adalah sesuatu yang sangat indah, menakjubkan, dan membuat siapa pun terharu dan berdecak kagum. Tapi, crying? Itu merupakan suatu kata kerja yang berarti tengah menangis. Apakah itu dua kata yang tak dapat di satukan?


Well... FF ini tercipta karena salah satu video or gift yang saya temui di Asian Fan Fictions


R for Read..
C for Comment...
L for Like...


...............OoooooooooooooO..............


"Panas sekali hyung," keluh L sambil terus menghadapkan air cooller ke arahnya.

"Ya..! Kau kira hanya kau yang memerlukan benda itu?" Dongwoo kembali menghadapkan benda tersebut ke arah member lainnya yang menggeletak tak berdaya di lantai keramik dorm yang belum satu tahun mereka tinggali.

Brakk...

Sungjong membuka pelan lemari es, dan menjelajahi seluruh isinya. Tidak ada yang menarik dan menyegarkan. Hanya ada beberapa botol air dan isotonik, susu, telur dan daging.

"Hyung, bagaimana kalau kita beli ice cream?" Sungjong duduk tiba-tibadi pangkuan Sunggyu.

Sunggyu yang tengah berkipas memandang Sungjong dengan wajah innocent nya. Sungjong melebarkan bibir cherry nya selebar apa pun itu dan menyetel wajah manisnya semanis apa pun itu. Sunggyu menarik nafasnya panjang.

"Eumm.. Baiklah," Sunggyu mendorong maknae pelan agar segera turun dari pangkuannya.

"Hyung.. Mau kemana? Aku ikut.." Sungyeol berlari mengejar sang leader.

"Woohyun-ahh, apa kau mau ikut juga?" Sunggyu menghentikan langkahnya saat hendak memakai sepatunya.

"Tentu saja chagi.." Ucap Woohyun manja lalu membantu Sunggyu memakaikan sepatunya.


.................OoooooooooooooooO...........

(MyungSoo POV)
Panas? Yah.. Semua memang terasa begitu panas saat ini. Entah berapa derajat suhu di luar atau di dalam ruangan ini. Aku rasa semua alat pendingin di luar ruangan ini pun sudah tidak dapat berkerja. Ku lihat dua orang namja yang kini tengah asik bermain games. Mereka terlihat begitu asik sendiri sampai-sampai namja cantik di sebelah mereka pun terabaikan.

Namja cantik itu hanya terus memangku wajahnya dengan kedua tangannya yang tertumpu di atas lantai. Sesekali ia menaruh kepalanya di lantai. Bulu matanya begitu lentik, indah. Garis wajahnya begitu tegas menggambarkan karakter yang begitu menarik dan membuat pesona kecantikannya semakin menguat. Bibir cherry nya selalu saja membuatku haus pada saat dahaga.

Aku segera membuang otak kotorku. Ku ambil note book yang tergeletak di sofa baru kami. Aigoo.. Entah evil apa yang sedang menyelinap dan merasuk di pikiranku ini. Langkahku yang sedikit tersandung kaki Sungjong membuat celana pendeknya sedikit tersibak dan mengekspos paha kecil nan mulusnya.

Dengan cepat ku menggeleng dan membawa notebook tersebut ke dalam kamarku. Entah apa yang akan ku lakukan saat ini bersama notebook ini. Ahh.. Aku tahu. Ku ketikan suatu key word 'myungjong'. Aku hanya sedikit penasaran adakah orang yang bernama demikian. Orang itu seharusnya jadi anak kami, aku dan Sungjong. Hehe..

Mwo? Apa ini? Asian fanfic? Sepertinya aku pernah mendengar tentang kata ini dari Dongwoo hyung? Web seperti apakah ini? Klik.. Ku tekan tombol mouse sebelah kiri. Sementara menunggu ku buka account twitter dan me2day ku. Aku kembalikan alih layar monitor ke web asian fanfic.

Mwo? Apa ini? Ku bulatkan mataku yang kecil ini. Tak hentinya aku berkedip memandangnya saat ku lihat berbagai pose senonoh dari orang yang mempunyai kemiripan dengan hyung-hyung ku. Bukankah ini Yunho-hyung dan Jaejoong-hyung? Ku lihat pose mereka yang saling berpautan bibir dengan tubuh setengah naked.

Aku tak mengerti dengan baik maksud dari tulisan di web ini. Lalu ku geser kursorku kebawah. Clekkk... Seseorang masuk ke kamar. Dan, orang itu adalah Sungjong.

"Sedang apa hyung?" Ucapnya lalu ikut telungkup di sebelahku dan memandang layar notebook.

"Ani.." Ku coba untuk menutup layar tersebut dan menyingkirkan benda itu dari hadapannya.

"Ya..! Pelit sekali kau ini, akan ku adukan ke Dongwoo-hyung," namja itu bergerak rusuh dan bangkit dari posisi awalnya.

Ku tahan tangannya, aku takut ia akan mengadukan hal ini pada Dongwoo-hyung dan membuatnya berpikiran aku sedang membuka web yang tidak-tidak.

"Ini, mari kita lihat bersama saja," ucapku lalu membuka kembali layar tersebut dan menunjukannya pada namja yang kini membuatku berdebar.


.........OooooooooooooooO........

Sungjong menyematkan senyuman kemenangannya dan sesekali tertawa kecil karena berhasil membuat hyungnya terkalahkan. Namun, tak berlangsung lama. Sungjong kemudian malah membulatkan matanya terkejut melihat tampilan di layar tersebut.

"Mwo? Apakah itu Jaejoong-hyung?" Ucapnya dengan volume agak keras.

L segera meraih mulut Sungjong dan membekapnya.

"Psttt.. Jangan berisik," perintah L dan membuat Sungjong menurut.

"Mereka gay?" Yah, mereka. Orang yang dimaksud Sungjong tentulah Yunho dan Jaejoong.

"Sepertinya, tapi mungkin ini hanya editan atau ada orang yang mirip," L menggerakan kursornya lagi.

"Tunggu hyung, itu member shinee bukan? Key-hyung dan Onew-hyung? Apa mereka gay? Woww.." Sungjong membuka mulutnya lebar saat melihat pose Onew dan Key yang sedang melakukan french kiss yang sensual.

"Ya..! Bisakah kau tidak berisik? Cukup lihat saja," L bangun dari posisi telungkupnya dan duduk di samping sungjong.

"Tapi aku baru melihatnya hyung.. Wajar saja kan?" Sungjong memperhatikan tubuh L yang mengalami perubahan.

"Apa yang salah dari gay? Menurutmu gay itu salah heumm? Mereka sama dengan mahluk lainnya. Mereka mendapatkan anugrah cinta dari Tuhan, hanya saja lebih istimewa," L kehilangan kendali menyadari dirinya adalah salah satu orang yang mempunyai rasa kepada sesama jenis.

"Psttt.. Jangan berisik hyung,"

......OooooooooooooO......


(Myungsoo POV)
"Psttt.. Jangan berisik hyung," ku lihat bibir itu membulat gemas dan telunjuk kurusnya menghias pada ujung cherry itu.

Wajahnya manisnya sedikit mengerut kecewa. Kedua pipinya menggembung dan tak kuasa aku untuk menepuknya.

"Huftt..." Ku hela nafasku dan ku hentikan pandangan kami agar juniorku tidak semakin menegang.

"Jangan bilang padaku jika kau juga gay, hyung?" Sungjong menyipitkan matanya seakan menyudutkanku.

Sungjong-ahh, kenapa kau tak tahu bahwa kau lah namja itu. Kau lah, namja yang membuatku seperti ini. Gila karena di hantui perasaan yang tak wajar ini. Gila karena telah membenarkan dan menyetujui hubungan sesama jenis.


Ku tundukan kepalaku berusaha untuk menyembunyikan segala kesalahanku ini. Ia bergerak begitu cepat untuk mengambil alih laptop dan menguasainya.

"Ya..!" Ku tarik laptop itu cukup kuat dan membuat kursornya tergerak.

Kami membuka kedua mata kami selebar apa pun itu lalu saling menatap dan melihat foto di dalam gambar tersebut. Bukankah itu aku? Kim Myungsoo dan di foto berlainan ada nama beserta foto Lee Sungjong. Kami menyimak kata berikutnya. MyungJong it's real and true love.

Kami saling menatap. Entah penasaran atau terlalu senang aku jadi semakin tak sabar melihat selanjutnya. Ku geser kembali kursor. Sepertinya gambar berikutnya adalah sebuah gift. Aigoo.. Benar.. Itu gift.. Ku gerakan kembali kursornya.

"Hyung, menurutmu apakah gambar berikutnya adalah kita berdua?" Sungjong menatapku dengan mata yang selalu membuatku jatuh hati padanya.

"Molla.. Aku tidak mempunyai indra ke enam," ku rasakan junior ku semakin berkedut tak karuan.

Mwo?? Ku telan saliva ku, ku tarik nafas dalam-dalam agar aku tak segera mati jantungan. Ku lirik namja cantik di sebelahku. Ia pun ikut menelan salivanya, membuka kedua matanya lebar.

Ne, benar. Dua sosok namja itu memang terlihat seperti kami. Mirip sekali dengan kami. Namun, ada yang salah. Kami, aku dan Sungjong, tidak pernah melakukan hal ini. Meskipun aku menginginkan hal itu terjadi. Tapi, ini terlalu ekstrim.

Dua orang namja yang sangat mirip dengan kami tengah berada dalam sebuah ruangan dimana ada sebuah shower dan bathup. Keduanya tak terlilit sehelai benang pun dan mereka saling naked. Di sana Sungjong tampak setengah membungkuk membelakangi diriku dengan tangan berpegangan ke kepala kran. Kedua matanya tertutup seakan menahan segala kesakitan yang di hantarkan oleh diriku.

Aku terlihat sangat mainly dengan wajah penuh horny dan kepuasan. Di gift atau video tersebut, nampak diriku sedang asik memegangi pinggul Sungjong dan menggerakan pinggulku seirama maju mundur. Tampak sepertinya juniorku yang terlihat lebih kecil dari yang ku punya itu menancap di hole Sungjong dengan gagah.

Ku tutup mata Sungjong saat ini juga. Aigoo... Ada apa ini. Ku matikan segera laptop itu. Ku rasakan juniorku menghentak keras dari celana segitigaku. Sungjong terus berusaha melepaskan tanganku dari sepasang mata indahnya.

"Kau menyukai gambar itu kan?" Ucapnya diiringi wajah cemberutnya.

"Mwo? Waeyo? Kenapa kau mengatakan itu?" Ku perhatikan juniornya yang juga ikut terbangun.

"Lihat saja, kau bahkan tak memberikan ekspresi tak menerima," ia memalingkan wajahnya dariku.

"Cukup," aku segera bergerak menindih tubuhnya dan ku gulingkan hingga ia terlentang.

Ku lumat bibirnya nakal tanpa menunggu izin darinya. Ia nampak sedikit memberontak dengan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

"Hyung, lepas..eumph..kan.." Ucapnya terputus-putus karena aku selalu berusaha menghabisi bibirnya dengan rakus.

Manis, yah.. Sangat manis seperti buah cherry. Aku melepaskan bibirku dari bibirnya dan bergegas bangun dari tubuhnya. Dengan cepat aku bergerak menuju pintu, ku intip sejenak suasana di luar. Nampaknya Hoya dan Dongwoo masih asik bermain games. Ku. Lihat sungjong tengah berlari ke arahku dan ku kunci pintu itu dengan cepat.

"Ya..!" Teriaknya saat mendekati pintu namun segera ku tangkap dirinya dan ku gendong tubuhnya ala bridal style.

Ia menghentakan kedua kakinya, tangannya tak bisa diam terus memukuliku. Ku buka pintu kamar mandi besar-besar dan ku letakan namja itu di bathup dengan agak kasar. Mianhae, Jongie tapi nafsu telah mengendalikanku dan membuatku bertindak anarkis seperti ini.

"Ya..! Apa yang ingin kau lakukan?" Teriaknya saat aku mulai mengunci pintu kamar mandi.

Aku segera melompat kedalam kamar bathup dan melumat bibirnya rakus. Ku selami bibir tebalnya baik-baik. Aku. Sangat menyukai bibir bagian bawahnya. Menurutkan sangat enak untuk di beri gigitan kecil.

"Eumm... Hyung hentikan," ucapnya sambil terus menekan kepalaku untuk lebih masuk.

Ia nampaknya sangat menikmati setiap perlakuanku saat ini. Ku hentikan gerakanku sejenak.

"Kau menyukainya Jongie?" Sebuah smirk tajam tergantung di bibir tipisku.

Ia mengangguk pelan, tangannya tergantung di leherku.

Aku masih menyukai bibirnya, namun, rasanya tak akan sempurna jika aku tak menggeluti seluruh bagian mulutnya. Dengan bantuan lidahku ku jelajahi segala partikel dan organ yang ada di mulutnya. Ia tak mau ketinggalan, sesekali ia membalas perlakuanku dengan memasukan lidahnya ke dalam mulut buasku.

Setelah cukup lama melakukan gerakan monoton itu aku mulai menjelajahi leher jenjangnya. Ku hisapi semua bagian leher putihnya itu dan meninggalkan beberapa noda merah. Tanganku tak bisa diam dan perlahan bergerak menggerayangi sesuatu di balik t-shirt Sungjong. Ia mengelijat kegelian saat aku menyentuh bagian sensitif dari tubuhnya.

"Apa kau masih mengira gay itu menjijikan Jongie?" Ku tatap kedua matanya dengan killer eyesku.

Aku tak menunggu jawabannya karena aku sudah dapat memastikan ia akan mengangguk iya kepadaku. Ku tarik ujung t-shirtnya hingga melewati kepalanya dan membiarkan tubuh halus nya terekspos di hadapanku. Tulang-tulangnya terlihat begitu menonjol sehingga sudah sangat jelas perutnya begitu flat. Nipple yang manis berwarna pink ke coklatan. Membuatku haus untuk segera merasakannya.

Ku jilati pelan dua buah benda nikmat itu. Ku biarkan ia terus menjambaki rambutku kuat karena aku tak lagi memikirkan rasa sakit akibat itu. Dan, yah.. Junior kami pun bergesekan dan membuat diriku terdiam dan berhenti dari aktifitas hisap-hisapan, jilat-jilatan dan pilin memilin.

Ku tatap matanya yang kini begitu sayu menahan libidonya. Aku tersenyum manis padanya dan ku kecup lembut bibirnya serta keningnya. Ku raih juniornya setelah berhasil menari celana pendek dan underwear nya.

Tanganku bergerak maju munduk dan sedikit mengerat di bagian kepala junior Jongie. Tanganku lainnya sibuk memilin nipplenya dan bibirku tak mau kehilangan moment untuk melucuti tubuhnya dengan beberapa kiss mark.

Tiba-tiba saja tubuhnya mengejang dan sebuah cairan kristal mengaliri tanganku yang masih berada di juniornya. Tubuhnya terjatuh lelah di dalam bathup.

"Hyung.." Ia menggigiti bibir bagian bawahnya kemudian menundukan kepalanya.

"Waeyo?" Ku belai rambutnya yang lepek dengan peluh membanjiri seluruh bagian tubuhnya.

"Saranghae.."


.......OoooooooooO......

(Sungjong POV)
"Saranghae.." Kata itu terlontar begitu saja begitu tulus dari dasar hatiku.

Ya, sejak kapan aku mencintaimu hyung? Kau kira aku baru mencintaimu saat kau melakukan hal hina ini padaku? Ani.. Aku mencintaimu sejak pertama kali aku lihat sepasang mata elangmu. Aku tak kuasa untuk mengkategorikan hal ini adalah sebuah cinta. Karena perasaan ini begitu rumit.

Ia mengecup keningku lembut dan mengelusnya.

"Saranghae Jongie.." Ia pun menggendong tubuhku dan memberikan intruksi padaku untuk berdiri di dekat shower.

Ya, ini gila? Apa yang ingin ia lakukan sekarang? What the.. Aishh.. Jangan bilang padaku jika kau menginginkan adegan yang ada pada web tersebut terjadi pada kita hyung.

"Kita mandi bersama," ucapnya membuyarkan segala ke negatif thinking ku.

"Mandi? Bersama?" Ku kerutkan kening ku tak mengerti.

Ia menyalakan shower lalu mulai menggosokan tubuhku dengan busa. Ku tatap kedua matanya yang memancarkan ketulusan.

"Hyung.. Apa kau betul-betul mencintaiku?" Ku balikan tubuhku dan membuat juniornya yang masih terbungkus celana tergesek pelan. Benda itu, benda itu masih berdiri begitu tegang. Lantas mengapa ia tak mengakhiri aksinya tadi dengan manis? Kenapa ia hanya membiarkan diriku yang puas?

"Hmm.." Ia mengangguk pelan lalu membalikan tubuhku kembali.

Ku dengar sesuatu terjatuh, dan ku lihat benda tersebut. Ya! Bukankah itu pakaian L? Ahh.. Tentu saja ia akan mandi pasti ia membuka seluruh pakaiannya. Lalu mengapa aku menjadi begitu berdebar ketakutan?

Sesuatu mulai menggesek kedua bokong tipisku. Saat ku sadari kedua tangan L mulai melingkar di pinggangku dan memaksanya untuk bergerak membungkuk. Tangan kanannya membimbingku agar berpegangan di keran. Yahh... Aku mengerti. Ia.. Apa ia benar-benar ingin melakukan hal itu?

"Hyung? Kau ingin melakukan hal tadi?" Ucapku masih dengan nada lemah karena terlalu lelah tadi.

"Hmm... Kau keberatan? Kau tega membiarkan juniorku kejang seperti ini?" Ia mengunjukan benda panjang dan besar itu.

Tampak jauh lebih besar dari miliku.

"Apa itu sakit?"

"Molla.. Aku tidak pernah merasakannya," ia mengangkat bahunya.

"Huftt..."

Ia melumat bibirku kembali lalu menuntun tanganku untuk menyentuh dan menggenggam juniornya yang sangat keras. Aku dapat memastikan jika ini akan berlangsung sangat menyakitkan.

"Akan kulakukan dengan hati-hati," senyumnya kembali meyakinkanku.

Ia pun mulai meraih bokongku, membuka hole tersebut dengan jari-jarinya.

"Aww.." Jeritku saat ia memasukan kedua jarinya kedalam lubang paradise itu.

"Tahan sedikit Jongie.."

Pelan dan sangat pelan jemari tersebut bergerak mengaduk hole ku. Tak lama kemudian sebuah benda yang jauh bervolume berada di ujung pintu hole ku. Menunggu giliran untuk masuk. Nampaknya holeku masih terlalu sempit. Namun, ia tak kehabisan akal untuk terus mendorongnya lagi dan lagi. Seperempat, setengah dan jlepp.. Seluruhnya.

"Eummpphh.. Hyung.. Sakitttt.." Jeritku sambil meremas keran di hadapanku.

Tangannya masih memegangi pinggulku. Kali ini ia benar-benar kesetanan dan tak mendengarkan sedikit pun perkataanku. Ia terus saja sibuk memaju mundurkan juniornya tanpa memikirkan perasaanku dan melihat air mata yang berlinang.

Sampai akhirnya tubuhnya mulai mengejang dan memuntahkan cairan putih ke dalam holeku.

"Akhhh..." Desahnya nikmat.

Aku terjatuh di lantai kamar mandi yang begitu banjir. Air mataku mengalir deras. Ku lihat cercahan darah berantakan di lantai. Apa ini? Itu?

"Mianhae, hole mu terlalu sempit dan mungkin menimbulkan luka," ia melumat bibirku kembali.

Dengan jari-jarinya ia menghapus segla air mataku dan memeluk tubuhku yang masih saja tidak percaya dengan hal ini. Ia matikan shower kamar mandi. Dan menggendongku untuk berbaring di ranjangnya.

Tok.. Tokk..

Tok.. Tokk..

"YA..! Kenapa kalian kunci pintu? Aku mau masuk..." Teriak seseorang dari luar dan di ikuti riuh lainnya.

"Apa kita terlalu lama di dalam tadi?" L menaikan alisnya sambil terus memakaikanku pakaiannya karena pakaianku tadi telah basah tak tersisa.



-END-

1 komentar: