Mianhae ne.. aku tidak bermaksud menjiplak ne.. jeongmal..
Arrogant Snow White
Title:
Arrogant Snow White
Author:
Lyeolate
Cast:
Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo
Aku memandang langit dari
balik jendela. Pelajaran hari ini benar-benar membuatku mengantuk. Aku bisa
samar-samar mendengar suara songsaenim menjelaskan rincian rumus yang paling
anti aku dengar. Diam-diam aku menyisipkan earphone ditelingaku sepanjang jam
pelajaran. Aku terlarut dalam playlistku. Tapi tiba-tiba ada yang mengetuk
pintu kelas kami. Songsaenim segera membukakan pintu dan wajahnya tampak
sedikit terkejut.
Aku segera menyimpan kembali
mp4 dan earphone ku kedalam tas. Siapa tahu itu kepala sekolah.
“semuanya... hari ini
kalian dapat teman baru. Silahkan nak, perkenalkan dirimu..”
Anak baru? Aku sedikit
terkejut saat songsaenim bilang kalau ada anak baru yang masuk sekolah di
pertengah bulan menuju ujian kelulusan. Bagaimana bisa?
Tiba-tiba namja berambut
pirang memasuki ruangan dengan wajahnya yang sangat cuek. Ia memandang satu
persatu murid di kelas 3-2 itu dengan tatapan yang merendahkan. Ia seperti
enggan untuk menjadi bagian dari kelas kami.
“ada apa dengannya?” bisik
salah satu murid disitu risih melihat cara pandang murid baru itu.
“namaku Kim Sunggyu. Aku
pindahan dari London” kata Sunggyu sang murid baru dengan suara yang lantang.
Gayanya seperti orang yang keturunan darah biru.
Jisun Songsaenim bingung
karena Sunggyu tidak membungkuk menghormat sama sekali saat memperkenalkan
diri.
“ahh~ mungkin karena kau lama
di London kau jadi lupa tata cara menyapa orang di korea” ujar Jisun Songsaenim
memaklumi.
“tidak juga.. aku hanya merasa
tidak biasa membungkuk ke orang lain untuk memberi hormat” sahut Sunggyu
sombong. Semua murid hampir tidak percaya Sunggyu sangat berani mengucapkan
kata-kata itu.
“haha.. baiklah Tuan Kim kau
bisa duduk dikursi yang kosong itu” kata songsaenim menunjuk kearah kursi
disebelahku.
Aku memandang namja yang
bernama Kim Sunggyu itu saat ia berjalan mendekat kearah. Mungkin dia anak yang
baik, apa tidak salahnya kenalan dulu? Pikirku.
“hai namaku Nam Woohyun..
siapa namamu?” kataku sopan sambil berbasa-basi. Sunggyu melirik kearahku
dengan matanya yang super sipit itu.
“apa kau tadi tidak
memperhatikanku saat aku mengenalkan diri? Atau kau tuli?” ketusnya. Aku tak
habis pikir anak itu berbicara yang sangat pedas dan tidak bisa diajak
berbasa-basi.
“maaf.. aku tahu namamu Kim
Sunggyu. Tapi seharusnya kau jawab saja pertanyaanku” kataku kesal.
“ya.. namaku Kim Sunggyu..”
ujarnya pendek. Ia segera mengalihkan pandangannya.
“senang berkenalan denganmu..”
gumanku.
“aku tidak senang berkenalan
denganmu..” kata Sunggyu dengan nada bicara yang sangat meremehkan lawan
bicara.
Aish! Anak ini benar-benar
menyebalkan!
Saat istirahat tiba. Kami
semua segera berlari menuju ke kantin. Aku melihat Sunggyu yang hanya diam di
kursi tanpa seorang pun yang mengajaknya pergi untuk makan siang di kantin.
“ajak dia” sahutku menyikut
lengan sahabatku, Hoya. Sebenarnya aku kasihan melihatnya murung sendirian
meskipun dia sangat menyebalkan.
“kenapa bukan kau” ujar Hoya
melihat ke arah Sunggyu.
“tampaknya dia kurang suka
padaku.. coba kau bicara dengannya” kataku memaksa Hoya. Hoya menyanggupinya.
Ia berjalan ke tempat duduk Sunggyu dan Sunggyu sudah menunjukkan rasa ketidak
sukaannya . aish! Ternyata anak ini memang menyebalkan.
“hei.. mau ikut ke kantin? Ini
sudah waktunya makan siang” ajak Hoya
“maaf, tapi aku tidak biasa
makan bersama orang yang derajatnya lebih rendah daripada aku” ungkapnya dengan
nada suara yang rendah sambil mengeluarkan kotak makan siang. Aku mengangkat
alis mataku karena dia begitu merendahkan kami. Kenapa anak ini bicaranya
begitu?? Kita kan berusaha akrab dengannya!
“apa kau bilang?” tanya Hoya
tak percaya.
“aku tahu dua telingamu itu
masih berguna. Jadi jangan coba-coba menyuruhku mengulang kalimat yang sama”
jawabnya santai. Hoya memandang kearahku. Dari sorot matanya aku bisa membaca
pikiran Hoya yang menyatakan kalau Sunggyu adalah murid baru sombong yang
brengsek.
“hah! Lagipula kami juga tidak
pantas makan siang bersama orang angkuh sepertimu! Dasar brengsek” umpat Hoya
pelan. Ia segera menarik tanganku keluar kelas.
“bagaimana bisa anak itu
bicara seperti dia seorang Raja! Ishh.. jika dia tidak punya orangtua aku mau
mengoyak isi perutnya!” kesal Hoya bicara padaku saat kami berjalan di koridor
menuju kantin.
“aku pikir dia bersikap
seperti itu hanya padaku. ternyata.. hmm.. dia tidak beres. Sepertinya dia
bukan manusia” kataku menimpali kekesalan Hoya.
“ya sudahlah... kita lihat
saja nanti. Sampai berapa lama manusia angkuh itu kuat dengan sifatnya disini!
Aku yakin dia bukan tipe orang yang bisa bertinteraksi dengan baik” ujar Hoya
padaku. aku hanya menganggukkan kepalaku.
Saat kembali ke kelas aku
melihat Sunggyu yang masih diam di mejanya. Aku bisa merasakan pantatnya pasti
sangat panas disitu karena dia belum bergerak juga. Aku segera duduk dikursiku
tanpa memperdulikannya yang sepertinya sedang menatapku. Aku kesal mengapa
bangku ku harus sebelahan dengan orang itu.
“Sunggyu! Pulpen mu aneh
sekali! Ahh~ tapi kenapa tidak ada tintanya..” kata Changjo yang mencoba pulpen
Sunggyu yang sangat unik di lembar kertasnya. Sunggyu segera meraih pulpen itu
dan memasukkan kedalam kotak pensilnya.
“kau suka barang rongsokan ya?
haha” ledek Changjo. Sunggyu hanya tersenyum tipis.
“itu adalah barang antik. Anak
yang punya IQ rendah sepertimu mana mengerti tentang barang antik” ujarnya
dengan nada tingginya, lagi.
“lihatlah.. cara bicaramu pun
rongsokkan. Bisa-bisanya kau mengejek IQ ku hanya karena aku tidak tahu barang
antik!” kesal Changjo. Aku hanya tertawa kecil karena sudah ada 3 korban dari
nada bicara Sunggyu yang menyebalkan itu.
“aku tidak mencela IQ mu.. “
ujar Sunggyu.
“Sunggyu.. kenapa nada
bicaramu begitu?” tanya Hoya yang ternyata masih kesal.
“karena aku seorang bangsawan.
Aku harus mempertahankan tata cara bicara yang benar” jawabnya singkat.
Seketika satu kelas terdiam termasuk aku. Tapi tiba-tiba tawa dari kami semua
menggema hingga terdengar di lorong koridor sekolah.
“HAHAHAHAHAHAA” tawaku yang
sudah tahan lagi. Jadi, dia adalah seorang bangsawan? Makanya bicaranya sangat
menyebalkan seperti itu??
Aku segera menghentikan tawaku
saat Sunggyu mulai menatapku dengan tatapan sinisnya. Anak ini.. kenapa selalu
menatapku?
“aku mengerti kenapa kalian
menertawakan ku.. aku sudah menduga akan hal ini. Tapi kalian harus tahu kalau
aku tidak main-main. Aku benar-benar bangsawan” ketus Sunggyu.
“kalau kau seorang bangsawan
kenapa kau sekolah disini?” tanyaku. Ia memandangku lagi. Aishh sebenarnya aku
kesal melihat mata sipitnya itu.
“aku terlalu mulia mau
mengorbankan harga diriku untuk sekolah dimana para rakyat jelata belajar. Aku
ingin tahu bagaimana kehidupan para rakyat jelata. Maka dari itu aku setuju
untuk sekolah disini” jawabnya dengan nada tinggi, lagi =,=. Sumpah, aku muak mendengar
caranya bicara. Dia kuno sekali!
“ya... ya.. dan kami semua
yang RAKYAT JELATA terlalu mulia bicara dengan bangsawan buangan sepertimu!
Cuih! Apa untungnya kami tahu kalau kau bangsawan!” umpat Hoya yang sudah mulai
kesal.
Tiba-tiba Jisun Songsaenim
datang lagi ke kelas kami. Kami merasa aneh karena ini bukan jam pelajarannya.
“maaf anak-anak.. Sungje
Songsaenim tidak bisa masuk hari ini! Jadi ibu datang untuk mengisi jam
pelajaran beliau..” kata Jisun Songsaenim sambil membuka lebar gulungan yang
ia.
“anak-anak.. kalian tahu kan?
sebentar lagi kita sudah mendekati dengan kelulusan?” tanya Jisun Songsaenim
yang membuat kami merasa down. Ya, kami akan lulus dan berpisah dari
teman-teman. Itu artinya kami akan merindukan semua kenangan yang sudah kami
alami di sekolah selama 3 tahun ini.
“jadi.. kita akan mengadakan
theater sebagai ujian akhir dari mata pelajaran kesenian. Ini sudah menjadi
standar nilai dan tidak bisa dirubah lagi. Kita akan memerankan sebuah drama..
yaitu..” Jisun Songsaenim menulis judul drama yang akan kami mainkan untuk
nilai ujian akhir kami di papan tulis.
“SNOW WHITE”
Saat Jisun Songsaenim selesai
menulis judul drama itu kami semua seraya berteriak spontan karena kecewa.
Bagaimana bisa kami yang sudah berusia 18 tahun tapi harus memainkan dongeng
anak TK untuk nilai akhir ujian kami?
“Jisun Songsaenim.. kenapa
dongeng? Bukannya sejarah lebih bagus?” komplain salah satu dari kami yang
kurang setuju.
“ibu sudah bilang.. ini tidak
bisa dirubah!” kata Jisun Songsaenim.
“aishh... ibu.. aishh...”
terdengar keluhan murid disana sini. Jisun Songsaenim hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“peran akan diacak dan kalian
tidak bisa komplain soal peran kalian yang sudah kalian dapat” kata songsaenim sambil
menyiapkan kocokan untuk kami.
“baiklah kita harus tahu siapa
yang akan menjadi sang putri dan sang pangeran..”
Kami semua berdiri dan
mendekati Jisun Songsaenim untuk ikut mengacak peran kami. Banyak anak yang
komat-kamit membaca doa agar mereka tidak dapat peran sebagai putri.
“baiklah.. kalian sudah dapat
kertas gulungannya? Isi kertas gulungan dalam kocokan ini adalah takdir kalian
dan tanggung jawab kalian untuk mendalami peran! Arraseo?” kata Jisun
Songsaenim.
“arraseo..” jawab kami malas.
Aku merasa deg-degan untuk
membuka kertas gulungan hasil dari kocokan itu. Entah kenapa aku punya firasat
aneh.
“ahh~~ aku dapat peran sebagai
pohon yang bisa berbicara! Peran ini memalukan sekali!” ketus Hoya kesal.
Aish, Hoya dapat peran jadi
pohon. Lalu bagaimana denganku? apa aku akan jadi Snow white? Ahh itu gila! aku
harap tidak!
Sreett..
Aku membuka pelan gulungan
kertas kecil itu dan saat kertas itu terbuka seutuhnya. Aku hampir mati saat
mengetahui peranku sebagai..
“PANGERAN??” teriak ku heran.
Semua orang memandangku.
“chukkae Woohyun! kau akan
dapat nilai ekstra jika kau mendalami peranmu..” kata Jisun Songsaenim
tersenyum. Aku hanya menelan ludah. Kini aku harus deg-degan untuk kedua
kalinya. Karena aku belum tahu siapa yang jadi Snow white.
“lalu.. siapa yang jadi Snow
White? Sang putri?” tanya Jisun Songsaenim melebar pandangannya kepada kami.
Kami hanya pandang pandangan karena belum ada yang mengaku.
“aku..”
JDERR!!!
“AHH.. rupanya KIM SUNGGYU
yang menjadi putri! Chukkae Woohyun-ah kau akan menjadi pasangan KIM SUNGGYU”
“wae.. wae.. wae.. tapi dia
namja!!” keluh ku spontan.
“ingat Woohyun-ah... aku sudah
bilang tidak ada yang boleh komplain tentang peran yang mereka dapat. Jadi kau
tidak bisa komplain apa-apa” kata Jisun Songsaenim menatapku tajam.
Semuanya tampak menertawakan
kami.
“hahaha.. harusnya ini diganti
jadi Cinta Bangsawan ke orang melarat!” ceplos mereka.
Tiba-tiba aku melihat Sunggyu
yang berjalan kearahku. Ia menarik pundakku dan membisikkan sesuatu.
“Aku harap tidak ada adegan
ciuman di drama ini” bisik Sunggyu pelan.
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar