Senin, 23 April 2012

Arrogant Snow White 1

Sebelumnya aku mau minta maaf sama Lyeolate onnie karena aku mengopy paste fanficnya disini.. jeongmal mianhamnida.. dan aku belum sempat izin sama Lyeolate onnie..


Mianhae ne.. aku tidak bermaksud menjiplak ne.. jeongmal.. 



Arrogant Snow White

Title: Arrogant Snow White
Author: Lyeolate
Cast: Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo

Aku memandang langit dari balik jendela. Pelajaran hari ini benar-benar membuatku mengantuk. Aku bisa samar-samar mendengar suara songsaenim menjelaskan rincian rumus yang paling anti aku dengar. Diam-diam aku menyisipkan earphone ditelingaku sepanjang jam pelajaran. Aku terlarut dalam playlistku. Tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas kami. Songsaenim segera membukakan pintu dan wajahnya tampak sedikit terkejut.
Aku segera menyimpan kembali mp4 dan earphone ku kedalam tas. Siapa tahu itu kepala sekolah.

“semuanya...  hari ini kalian dapat teman baru. Silahkan nak, perkenalkan dirimu..”
Anak baru? Aku sedikit terkejut saat songsaenim bilang kalau ada anak baru yang masuk sekolah di pertengah bulan menuju ujian kelulusan. Bagaimana bisa?

Tiba-tiba namja berambut pirang memasuki ruangan dengan wajahnya yang sangat cuek. Ia memandang satu persatu murid di kelas 3-2 itu dengan tatapan yang merendahkan. Ia seperti enggan untuk menjadi bagian dari kelas kami.
“ada apa dengannya?” bisik salah satu murid disitu risih melihat cara pandang murid baru itu.
“namaku Kim Sunggyu. Aku pindahan dari London” kata Sunggyu sang murid baru dengan suara yang lantang. Gayanya seperti orang yang keturunan darah biru.
Jisun Songsaenim bingung karena Sunggyu tidak membungkuk menghormat sama sekali saat memperkenalkan diri.

“ahh~ mungkin karena kau lama di London kau jadi lupa tata cara menyapa orang di korea” ujar Jisun Songsaenim memaklumi.
“tidak juga.. aku hanya merasa tidak biasa membungkuk ke orang lain untuk memberi hormat” sahut Sunggyu sombong. Semua murid hampir tidak percaya Sunggyu sangat berani mengucapkan kata-kata itu.
“haha.. baiklah Tuan Kim kau bisa duduk dikursi yang kosong itu” kata songsaenim menunjuk kearah kursi disebelahku.

Aku memandang namja yang bernama Kim Sunggyu itu saat ia berjalan mendekat kearah. Mungkin dia anak yang baik, apa tidak salahnya kenalan dulu? Pikirku.
“hai namaku Nam Woohyun.. siapa namamu?” kataku sopan sambil berbasa-basi. Sunggyu melirik kearahku dengan matanya yang super sipit itu.
“apa kau tadi tidak memperhatikanku saat aku mengenalkan diri? Atau kau tuli?” ketusnya. Aku tak habis pikir anak itu berbicara yang sangat pedas dan tidak bisa diajak berbasa-basi.
“maaf.. aku tahu namamu Kim Sunggyu. Tapi seharusnya kau jawab saja pertanyaanku” kataku kesal.
“ya.. namaku Kim Sunggyu..” ujarnya pendek. Ia segera mengalihkan pandangannya.
“senang berkenalan denganmu..” gumanku.
“aku tidak senang berkenalan denganmu..” kata Sunggyu dengan nada bicara yang sangat meremehkan lawan bicara.
Aish! Anak ini benar-benar menyebalkan!

Saat istirahat tiba. Kami semua segera berlari menuju ke kantin. Aku melihat Sunggyu yang hanya diam di kursi tanpa seorang pun yang mengajaknya pergi untuk makan siang di kantin.
“ajak dia” sahutku menyikut lengan sahabatku, Hoya. Sebenarnya aku kasihan melihatnya murung sendirian meskipun dia sangat menyebalkan.
“kenapa bukan kau” ujar Hoya melihat ke arah Sunggyu.
“tampaknya dia kurang suka padaku.. coba kau bicara dengannya” kataku memaksa Hoya. Hoya menyanggupinya. Ia berjalan ke tempat duduk Sunggyu dan Sunggyu sudah menunjukkan rasa ketidak sukaannya . aish! Ternyata anak ini memang menyebalkan.
“hei.. mau ikut ke kantin? Ini sudah waktunya makan siang” ajak Hoya
“maaf, tapi aku tidak biasa makan bersama orang yang derajatnya lebih rendah daripada aku” ungkapnya dengan nada suara yang rendah sambil mengeluarkan kotak makan siang. Aku mengangkat alis mataku karena dia begitu merendahkan kami. Kenapa anak ini bicaranya begitu?? Kita kan berusaha akrab dengannya!
“apa kau bilang?” tanya Hoya tak percaya.
“aku tahu dua telingamu itu masih berguna. Jadi jangan coba-coba menyuruhku mengulang kalimat yang sama” jawabnya santai. Hoya memandang kearahku. Dari sorot matanya aku bisa membaca pikiran Hoya yang menyatakan kalau Sunggyu adalah murid baru sombong yang brengsek.
“hah! Lagipula kami juga tidak pantas makan siang bersama orang angkuh sepertimu! Dasar brengsek” umpat Hoya pelan. Ia segera menarik tanganku keluar kelas.
“bagaimana bisa anak itu bicara seperti dia seorang Raja! Ishh.. jika dia tidak punya orangtua aku mau mengoyak isi perutnya!” kesal Hoya bicara padaku saat kami berjalan di koridor menuju kantin.
“aku pikir dia bersikap seperti itu hanya padaku. ternyata.. hmm.. dia tidak beres. Sepertinya dia bukan manusia” kataku menimpali kekesalan Hoya.
“ya sudahlah... kita lihat saja nanti. Sampai berapa lama manusia angkuh itu kuat dengan sifatnya disini! Aku yakin dia bukan tipe orang yang bisa bertinteraksi dengan baik” ujar Hoya padaku. aku hanya menganggukkan kepalaku.


Saat kembali ke kelas aku melihat Sunggyu yang masih diam di mejanya. Aku bisa merasakan pantatnya pasti sangat panas disitu karena dia belum bergerak juga. Aku segera duduk dikursiku tanpa memperdulikannya yang sepertinya sedang menatapku. Aku kesal mengapa bangku ku harus sebelahan dengan orang itu.
“Sunggyu! Pulpen mu aneh sekali! Ahh~ tapi kenapa tidak ada tintanya..” kata Changjo yang mencoba pulpen Sunggyu yang sangat unik di lembar kertasnya. Sunggyu segera meraih pulpen itu dan memasukkan kedalam kotak pensilnya.
“kau suka barang rongsokan ya? haha” ledek Changjo. Sunggyu hanya tersenyum tipis.
“itu adalah barang antik. Anak yang punya IQ rendah sepertimu mana mengerti tentang barang antik” ujarnya dengan nada tingginya, lagi.
“lihatlah.. cara bicaramu pun rongsokkan. Bisa-bisanya kau mengejek IQ ku hanya karena aku tidak tahu barang antik!” kesal Changjo. Aku hanya tertawa kecil karena sudah ada 3 korban dari nada bicara Sunggyu yang menyebalkan itu.
“aku tidak mencela IQ mu.. “ ujar Sunggyu.
“Sunggyu.. kenapa nada bicaramu begitu?” tanya Hoya yang ternyata masih kesal.
“karena aku seorang bangsawan. Aku harus mempertahankan tata cara bicara yang benar” jawabnya singkat. Seketika satu kelas terdiam termasuk aku. Tapi tiba-tiba tawa dari kami semua menggema hingga terdengar di lorong koridor sekolah.
“HAHAHAHAHAHAA” tawaku yang sudah tahan lagi. Jadi, dia adalah seorang bangsawan? Makanya bicaranya sangat menyebalkan seperti itu??
Aku segera menghentikan tawaku saat Sunggyu mulai menatapku dengan tatapan sinisnya. Anak ini.. kenapa selalu menatapku?
“aku mengerti kenapa kalian menertawakan ku.. aku sudah menduga akan hal ini. Tapi kalian harus tahu kalau aku tidak main-main. Aku benar-benar bangsawan” ketus Sunggyu.
“kalau kau seorang bangsawan kenapa kau sekolah disini?” tanyaku. Ia memandangku lagi. Aishh sebenarnya aku kesal melihat mata sipitnya itu.
“aku terlalu mulia mau mengorbankan harga diriku untuk sekolah dimana para rakyat jelata belajar. Aku ingin tahu bagaimana kehidupan para rakyat jelata. Maka dari itu aku setuju untuk sekolah disini” jawabnya dengan nada tinggi, lagi =,=. Sumpah, aku muak mendengar caranya bicara. Dia kuno sekali!
“ya... ya.. dan kami semua yang RAKYAT JELATA terlalu mulia bicara dengan bangsawan buangan sepertimu! Cuih! Apa untungnya kami tahu kalau kau bangsawan!” umpat Hoya yang sudah mulai kesal.
Tiba-tiba Jisun Songsaenim datang lagi ke kelas kami. Kami merasa aneh karena ini bukan jam pelajarannya.
“maaf anak-anak.. Sungje Songsaenim tidak bisa masuk hari ini! Jadi ibu datang untuk mengisi jam pelajaran beliau..” kata Jisun Songsaenim sambil membuka lebar gulungan yang ia.
“anak-anak.. kalian tahu kan? sebentar lagi kita sudah mendekati dengan kelulusan?” tanya Jisun Songsaenim yang membuat kami merasa down. Ya, kami akan lulus dan berpisah dari teman-teman. Itu artinya kami akan merindukan semua kenangan yang sudah kami alami di sekolah selama 3 tahun ini.
“jadi.. kita akan mengadakan theater sebagai ujian akhir dari mata pelajaran kesenian. Ini sudah menjadi standar nilai dan tidak bisa dirubah lagi. Kita akan memerankan sebuah drama.. yaitu..” Jisun Songsaenim menulis judul drama yang akan kami mainkan untuk nilai ujian akhir kami di papan tulis.
















“SNOW WHITE”




Saat Jisun Songsaenim selesai menulis judul drama itu kami semua seraya berteriak spontan karena kecewa. Bagaimana bisa kami yang sudah berusia 18 tahun tapi harus memainkan dongeng anak TK untuk nilai akhir ujian kami?
“Jisun Songsaenim.. kenapa dongeng? Bukannya sejarah lebih bagus?” komplain salah satu dari kami yang kurang setuju.
“ibu sudah bilang.. ini tidak bisa dirubah!” kata Jisun Songsaenim.
“aishh... ibu.. aishh...” terdengar keluhan murid disana sini. Jisun Songsaenim hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
“peran akan diacak dan kalian tidak bisa komplain soal peran kalian yang sudah kalian dapat” kata songsaenim sambil menyiapkan kocokan untuk kami.
“baiklah kita harus tahu siapa yang akan menjadi sang putri dan sang pangeran..”
Kami semua berdiri dan mendekati Jisun Songsaenim untuk ikut mengacak peran kami. Banyak anak yang komat-kamit membaca doa agar mereka tidak dapat peran sebagai putri.
“baiklah.. kalian sudah dapat kertas gulungannya? Isi kertas gulungan dalam kocokan ini adalah takdir kalian dan tanggung jawab kalian untuk mendalami peran! Arraseo?” kata Jisun Songsaenim.
“arraseo..” jawab kami malas.
Aku merasa deg-degan untuk membuka kertas gulungan hasil dari kocokan itu. Entah kenapa aku punya firasat aneh.
“ahh~~ aku dapat peran sebagai pohon yang bisa berbicara! Peran ini memalukan sekali!” ketus Hoya kesal.
Aish, Hoya dapat peran jadi pohon. Lalu bagaimana denganku? apa aku akan jadi Snow white? Ahh itu gila! aku harap tidak!
Sreett..

Aku membuka pelan gulungan kertas kecil itu dan saat kertas itu terbuka seutuhnya. Aku hampir mati saat mengetahui peranku sebagai..



“PANGERAN??” teriak ku heran. Semua orang memandangku.
“chukkae Woohyun! kau akan dapat nilai ekstra jika kau mendalami peranmu..” kata Jisun Songsaenim tersenyum. Aku hanya menelan ludah. Kini aku harus deg-degan untuk kedua kalinya. Karena aku belum tahu siapa yang jadi Snow white.

“lalu.. siapa yang jadi Snow White? Sang putri?” tanya Jisun Songsaenim melebar pandangannya kepada kami. Kami hanya pandang pandangan karena belum ada yang mengaku.
“aku..”



JDERR!!!


“AHH.. rupanya KIM SUNGGYU yang menjadi putri! Chukkae Woohyun-ah kau akan menjadi pasangan KIM SUNGGYU”
“wae.. wae.. wae.. tapi dia namja!!” keluh ku spontan.
“ingat Woohyun-ah... aku sudah bilang tidak ada yang boleh komplain tentang peran yang mereka dapat. Jadi kau tidak bisa komplain apa-apa” kata Jisun Songsaenim menatapku tajam.
Semuanya tampak menertawakan kami.
“hahaha.. harusnya ini diganti jadi Cinta Bangsawan ke orang melarat!” ceplos mereka.
Tiba-tiba aku melihat Sunggyu yang berjalan kearahku. Ia menarik pundakku dan membisikkan sesuatu.

“Aku harap tidak ada adegan ciuman di drama ini” bisik Sunggyu pelan.

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar