Senin, 23 April 2012

Arrogant Snow White 3

Annyeong^^ saya kembali lagi.. mianhae sekali lagi untuk Lyeolate onnie.. jeongmal mianhae..


Arrogant Snow White 3


Title: Arrogant Snow White
Author: Lyeolate
Cast: Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo




++++++++


“apa kau tidak mau berteman dengan seorang bangsawan? Seharusnya kau bangga..” ujar Sunggyu memecah keherananku.
“untuk apa bangga berteman dengan bangsawan sepertimu..” sahutku.
“setidaknya status kemiskinanmu bisa tertutup”
Mwo? Dia bicara apa? Status kemiskinanku? Aku celingak celinguk mencari sesuatu disekitarku yang mungkin bisa aku gunakan untuk melempar anak sombong yang ada didepanku ini.
“kau tahu darimana aku miskin? Kalau aku miskin kenapa aku bisa sekolah, hah? Kenapa aku bisa makan teratur, punya rumah layak, ... aish! Lupakan! Aku muak denganmu!” aku segera berjalan cepat meninggalkannya. Aku mengelus dadaku sambil menarik nafas panjang. Sabar Woohyun... sabar.. jangan tonjok wajahnya dulu.. belum saatnya

Aku menoleh kebelakang. Aku bisa melihat bayangannya yang masih berjalan dibelakangku. Aish... ini sungguh canggung. Aku segera mempercepat langkahku agar jarakku dengannya menjadi LEBIH jauh dari sebelumnya.
Tapi tebak, dia juga mempercepat langkahnya sepertiku. Aku tak habis pikir dia akan melakukan hal yang sama denganku.

“HOYA!” aku segera berlari begitu melihat Hoya ada didepan gerbang seperti biasa untuk menungguku.
“Woohyun-ah.. sepertinya kau punya penggemar? Hmm..” goda Hoya.
“mwo? Nuguya??” aku menoleh kebelakang dan aku bisa melihat si pirang Sunggyu tepat berjalan dibelakangku. Andwee ... bikin risih.
“Ayo cepat masuk!” Aku segera menarik lengan Hoya memaksanya masuk bersamaku.


Saat di koridor sekolah aku sudah merasa aman karena aku tidak mencium keberadaan Sunggyu yang sedikit mengerikan itu.
“kau berangkat bareng dengannya?” tanya Hoya sedikit terkejut.
“AAHH!! Tidak! Kita bertemu tidak sengaja waktu menuju ke sekolah! Iihh.. untuk apa aku berangkat bareng dengannya =,=” jawabku mengelak.
“ehh.. dia ada dibelakang” Hoya menyikut lenganku. Aku tersentak karena ia masih mengikutiku. Anak ini waras atau tidak sih?
“SIALAN! BERHENTI MENGIKUTIKU!” teriak ku yang sudah tidak tahan diikuti. Perasaanku sedang kesal tapi dia bersikap seolah-olah meledekku!
“Apa maksudmu mengikutimu? Kita dikelas yang sama, kan?” sahutnya bingung. Aku terdiam... sedikit malu.
“hanya koridor ini yang membawa kita ke kelas..” ujarnya lagi sambil berlalu dihadapanku. Aish untuk apa aku memergoknya tadi?
“haha.. dia benar. Kau ini ge-er sekali diikuti putri salju.. ehh maksudku Sunggyu XD” Ledek Hoya.
“Hoya .. kau dipihakku atau di pihaknya? “ kataku sambil mengepal tangan dan menunjukkan ke wajah Hoya. Hoya hanya cekikian sambil menepis kepalanku.
“aku dipihak pangeran..”
“Stop Hoya! Jangan panggil aku dengan sebutan konyol itu!” ketusku sambil menjambak pelan rambut Hoya.

>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 
>>> 

Jam pelajaran bahasa inggris telah usai. Sekarang adalah jam pelajaran sejarah yang sangat membosankan sepanjang hidup kami di sekolah ini. Kami terlihat gusar dan gelisah karena malas belajar pelajaran sejarah.
“hei! hari ini Jinwoo tidak masuk!” cetus Hoya. Semua segera menengok kebelakang dan tidak mendapatkan Jinwoo dibangkunya.
“bagaimana ini?? Apa dia mati?” tanya salah satu dari kami yang sedikit kahwatir.
“tidak bodoh! Dia izin ke pulang kampung!”
“aishh.. jadikan Sunggyu tumbal!” teriak Changjo. Semua terdiam.
“hah? Tumbal?” celetuk Sunggyu. Wajahnya tampak berubah derajat menjadi sangat polos dari sebelumnya.
““Yaa..guru killer akan masuk pada jam sekarang, dan kalau kita melempar salah satu anak keluar kelas melalui jendela dia tidak akan datang karena dia percaya dengan ramalan arwah ganas disekolah ini yang suka melempar manusia sebagai tanda sial guru itu” jelas Changjo menepuk pundak Sunggyu.
“A..apaaa??” Sunggyu berdiri dari bangku, dan seketika semua anak mengangkatnya dan membawanya ke jendela.
“Ja, jangan!! Aku tidak mau!!”
“tidak akan sakit, Gyu. Jinwoo sudah sering dibeginikan dan dia masih hidup sampai sekarang!” jelas salah satu anak itu.
“tidakkk!! Aku tidak pernah mau dibeginikan!! Hyaaaaa” berontak Sunggyu..
Aku yang menyaksikannya sedikit tidak setuju dengan tindakan anak-anak ke Sunggyu.
“Hei! hentikan itu! Ini lantai 3! Bagaimana kalau dia tidak punya nyawa kucing seperti Jinwoo??” tiba-tiba aku berteriak tanpa aku sadari. Semua anak terdiam termasuk anak-anak yang mengangkat Sunggyu untuk melempar keluar jendela.
“wah.. wah.. pangeran membela putrinya..” ledek Changjo.
“apa? Membela? Ini bukan membela! Aku hanya tidak setuju! Kalau dia mati bagaimana?”
“kalau dia mati berarti kau tidak punya kesempatan menciumnya nanti di drama.. wkwkwkw” kini Hoya ikut meledekku.
“pabo! Kalian ini kenapa percaya dengan kata-kata guru sejarah itu sih! Dia hanya memperdaya kita karena sebenarnya dia malas mengajar dikelas! Aish.. aish..” ungkapku kesal.
“huh.. padahal tadi mengasyikan. Aku ingin lihat bagaimana seorang bangsawan jatuh dari gedung sekolah yang reot!” kesal Hoya sambil menurunkan Sunggyu. Sunggyu segera duduk kembali di bangkunya. Wajahnya tampak masih pucat, mungkin karena ketakutan.
“bangsawan?” celetuk salah satu murid yang bernama Chorong. Chorong adalah siswi dikelas yang terkenal karena kematreannya. Aku yakin Sunggyu akan dijadikan targetnya lagi karena Bangsawan kan ber-uang.
“hei.. aku dengar kelas kita mengadakan drama ya? kemarin aku tidak masuk jadi.. siapa yang tahu aku dapat peran apa?” tanya Chorong dengan nada sok manisnya.
“entahlah.. sepertinya penyihir..” jawabku ngasal. Chorong tampak mengerucutkan bibirnya.
“latihan kapan? Date line kita sebulan lagi?” tanya Changjo yang cukup antusias dengan drama ini entah karena apa.
“sekarang saja saat sepulang sekolah” saran Hoya.
Aku memelototi Hoya yang dengan bodoh menyarankan latihan sepulang sekolah. Kita pulang jam 9 malam mana mungkin bisa sanggup latihan sampai larut malam??
“Hoya.. idemu brilian sekali! Kau mau membunuh kami, hah?” kesal Changjo. Semua anak menyoraki Hoya. Hoya hanya diam berguman tidak jelas.
“siapa yang jadi SNOW WHITE?” tanya Chorong lagi
“Kim Sunggyu” jawabku

Chorong tampak mengamati Sunggyu. Aku sedikit risih karena Chorong sangat dalam menatapi Sunggyu. Lalu aku menatap kearah Sunggyu. Sunggyu juga terlihat risih karena pandangan Chorong.
“hentikan itu Chorong..” batinku tanpa sadar.
“hei, Chorong! Aku yang jadi pangeran lohh..” kataku tiba-tiba. Entah kenapa aku mengucapkan kata-kata ini. Aku terdiam karena sadar dengan apa yang barusan aku bicarakan. Sunggyu tampak menatapku. Karena canggung aku segera membuang wajahku darinya.
“ehem! Woohyun.. semangat sekali! Sepertinya kau benar-benar suka dengan peranmu ya?” ledek Hoya. Aku mengepalkan tanganku lagi kearah Hoya yang duduk paling depan. Hoya hanya membalas dengan tawaannya.
“Woohyun.. kau jadi pangeran? Mana bisa? Kalian berdua kan laki-laki?” bingung Chorong.
“memangnya kenapa?” tanyaku sewot.
“anak-anak siapkan kertas!” tiba-tiba guru sejarah datang kekelas. Kami semua serentak kaget karena guru sejarah itu dengan biadab langsung mengadakan ulangan.
“aish! seharusnya tidak aku larang anak-anak saat mereka mau melempar Sunggyu keluar dari jendela =,=” gumanku menyesal.

>>> 

Akhirnya sudah jam 9 malam. Kami yang masih terkapar kelelahan dalam kelas segera menyiapkan diri untuk pulang.
“kasur.. aku rindu padamu..” rintih salah satu anak dikelas yang wajahnya sudah penuh dengan air suci (you know what I mean).
“Hoya ayo kita pulang.. ulangan sejarah tadi benar-benar bikin aku mual.. hoeekk”
Hoya segera bangkit dari bangkunya. Aku juga bisa melihat wajahnya yang lelah.
“SEMUA! Kita latihan drama dulu.. jangan pulang dulu” tiba-tiba Chorong berteriak didepan kelas sambil memukul-mukul penghapus di papan tulis.
“Chorong, coba kau lihat langit diluar sudah berubah jadi warna apa. Kau pikir kami tidak lelah?" tolakku kesal.
“kami mau pulang! Kami mau pulang!” semua anak-anak menolak untuk latihan sekarang. Chorong hanya geleng-geleng kepalanya.
“ini perintahku! Aku ketua kelas disini” sentak Chorong yang sudah kehilangan kesabaran.
“baiklah.. baiklah.. kita latihan adegan 1 dulu!” kata Hoya yang sudah kesal. Ia mengeluarkan lembaran naskahnya dari tas.
“Siapa yang jadi penyihir?? Ayo adegan pertama ada penyihir alias ibu tiri Snow White yang sedang bercermin di kaca!” teriak Hoya.
“Hoya! Lihat matamu sudah merah begitu.. kau mau latihan sekarang?” kataku mengelak. Hoya hanya mengangguk saja. Aish!
“aku jadi penyihir..” kata Chorong.
“peran yang cocok..” gumanku.
“mana kurcacinya? Mana?” Changjo menambahi ia juga sibuk memegang naskah drama. Ya ampun, ternyata mereka benar-benar latihan. Semua anak tampak sibuk dengan perannya masing-masing. Aku yang bengong sambil menggendong tasnya tidak tahu harus apa. Aku memeriksa naskah drama milik seseorang diatas meja dan aku membacanya. Ternyata aku hanya muncul di adegan tengah dan terakhir. Adegan terakhir adalah akhir dari hidupku.. bayangkan saja adegan ciuman harus aku lakukan dengan Sunggyu. Sunggyu mendekatiku tiba-tiba, aku segera menjaga jarak darinya.
“kita latihan berdua..” kata Sunggyu sambil merebut naskah drama yang aku pegang.
“hah?” aku berusaha menyadarinya kalau aku dan dia hanya ada adegan dimana aku bertemu dengannya di rumah jamur dan adegan terakhir dimana aku akan (uuhh!) menciumnya.
“apa ada masalah? Aku biasanya menolak berkomunikasi dengan orang rendahan” ujarnya santai.
“aku juga biasanya menendang pantat orang yang bicara sembarangan” balasku tanpa basa basi.
“hmmpphh..” dia tertawa. Aku sedikit terkejut melihatnya tertawa.
“Woohyun.. kalian mau latihan adegan terakhir tidak? Ayolah... mau lah.. ahaha” paksa Hoya ia tampak menggodaku. Aku segera mendorong tubuhnya.
“Sunggyu! Kau latihan dirumahku besok! Besok hari minggu kan?” kataku menyarankan. Aku segera melirik kearah Hoya, mengisyaratkan untuk diam saja. Hoya tampak memberikan tanda kalau ia akan diam dan tidak mengejekku lagi. Kemudian dia pergi sambil menahan tawa kecilnya.
“aku harap rumahmu layak untuk dijadikan tempat latihan bagiku” ujar Sunggyu sambil balik ke bangku.
“ahaha.. tenang saja, Gyu. Rumahku tidak jauh beda dengan kandang kuda!” kataku kesal.


Ini sudah hari minggu. Aku masih terkapar dikamarku menunggu kedatangan Sunggyu untuk latihan privat.
“anak itu jadi datang tidak sih! Kalau tidak jadi aku mau main dengan Hoya!” kesalku sambil mengutak-atik handphone.
Aku segera bangkit dari kasurku dan segera memeriksa keluar jendela. Aku harap Sunggyu tidak tersesat karena aku sudah merinci alamatku padanya kemarin saat kami sedang latihan. Aku tidak mau latihan didepan anak-anak sekelas. Bisa-bisa kita jadi bahan tertawaan selama bulan-bulanan.
“Ahh!! Sunggyu!” aku segera berlari kebawah karena aku baru saja melihat Sunggyu sedang celingak-celinguk didepan gerbang rumahku.
“ada apa, sayang?” tanya Ibuku yang heran melihatku rusuh turun dari tangga.
“temanku datang.. umma” jawabku sopan.
Aku segera membuka gerbang rumahku dan  aku melihat Sunggyu sudah berdiri didepan.
“ayo masuk” kataku. Ia segera masuk dan tampak mengamati rumahku. Sangat aneh melihatnya memakai jas formal hanya untuk datang ke rumahku.
“ini rumahmu..?” tanya Sunggyu.
“ya.. dan ingat! Jaga bicaramu didalam rumahku!” jawabku sambil mengingatkannya.
Ibuku keluar dari dapur dan melihatku membawa teman masuk kedalam rumah.
“teman Woohyun ya? .. selamat datang” sambut ibuku. Aku tampak kesal melihat Sunggyu yang hanya diam tidak membalas sambutan dari ibuku.
“hei.. hormatlah dikit.. bangsawan!” ketusku kesal.
“kita latihan dimana?” tanyanya to the point.
“kamarku sajalah” jawabku tanpa ragu.
“kita akan berciuman didalam kamarmu?” tanyanya lagi dengan wajah polos.
“hei! hei! bicara apa kau?” aku sedikit risih dengan kepolosannya.
“bicara tentang adegan kita”

Aku hanya memutar bola mataku. Aku segera berjalan menuju tangga dan Sunggyu mengikutiku. Deritan tangga sepertinya membuatnya risih. Ya, tanggaku sedikit lapuk makanya selalu berdenyit jika di injak. Aku dan Sunggyu segera masuk kedalam kamar dan aku menutup pintu kamarku.
“sebelum latihan.. siapkan apelnya dulu” kata Sunggyu memerintah.
“aku sudah siapkan! Ini!” ujarku sambil menyodorkan Apel Fuji padanya.
“apa kau pernah mendengar SNOW WHITE makan Apel Fuji? Aku ingin Apel Merah California!” tekas Sunggyu menolak berat Apel Fuji.
“hei! apa-apaan kau! Aku hanya punya ini dirumah! Anggap saja ini Apel Merah” kataku kesal.
“tidak ada yang boleh mengubah-ngubah cerita dongeng! Aku tidak mau latihan kalau kau tidak mengganti Apel itu menjadi Apel Merah!” ancamnya dengan nada tinggi. aku menaikkan alis kiriku. Bisa-bisanya dia marah-marah dirumahku??
“kau menyebalkan! Aku tidak punya cukup uang untuk membeli Apel Merah California!” sentakku kesal.
Sunggyu segera mengeluarkan dompetnya. Tampak lembaran-lembaran uang tersusun rapi didalam dompetnya. Ia segera menyerah uang padaku.
“kembaliannya buatmu saja”
MWO? Ia menyuruhku untuk membeli Apel? Aku sangat tidak percaya.
“kau menyuruh tuan rumah membeli Apel?” tanyaku tak percaya setengah mati. Ia mengangguk polos,
“ingat.. tamu adalah RAJA” ujarnya denga mimik wajah menyebalkan.

Aku segera merampas uang yang ia pegang. Dengan amarah yang membara aku segera turun dari kamar dan pergi ke supermarket. Sepanjang perjalanan aku komat-kamit tidak jelas mengutuk orang yang bernama Kim Sunggyu itu.
“kenapa aku mau disuruh dia membeli Apel padahal aku sedang kesal dengannya?? Ishh” batinku sedikit kesal. Aku segera masuk kedalam supermarket dan membeli sekantung penuh Apel Merah California.
“Sunggyu satu saja.. sisanya buatku! Rasakan” kataku senyum kemenangan. Lumayan.. dapet Apel seger...
Ditengah perjalanan aku memikirkan sesuatu. Aku teringat dengan kata-katanya kalau tidak ada yang boleh mengubah cerita dongeng. Aku menatapi Apel merah yang baru saja aku beli. Aku tersenyum picik memikirkan suatu ide untuk mengerjai Sunggyu.

Akhirnya sesampai dirumah aku memasukkan satu Apel kedalam air kloset. Memang jorok, tapi ini demi dia (?). Aku cekikian sendiri karena dia akan makan Apel kloset california. Setelah cukup puas memasukkan Apel kedalam air kloset berulang-ulang kali akhirnya aku membawa Apel Kloset itu dengan piring kecil sebagai alas ke kamarku. Tampak Sunggyu belum merubah posisi duduknya saat terakhir kali aku meninggalkannya di Supermarket.
“ini Apelmu..” kataku sinis. Aku meletakkan Apel itu didekatnya.
“baiklah.. Adegannya dimulai saat aku diberi Apel secara gratis oleh nenek-nenek yang datang ke rumah jamur” ujar Sunggyu sambil bangkit dari duduknya. Aku menahan tawa karena sebentar lagi aku akan melihatnya makan Apel Kloset California. Sunggyu sudah memegang dan membawanya ke mulutnya. Uuhiiiii... jorok sekali, pikirku.

KRAUUK

Bunyi gigitan Apel membuatku makin mual. Hii... Sunggyu, kau makan Apel Kloset.. uekk!!!
Sunggyu terdiam. Dia tampak menyadari sesuatu. Aku sudah sedikit kahwatir kalau dia tahu kalau itu adalah Apel yang dicelupi di air kloset. Aigooo..

BRUAKK!!
Sunggyu terjatuh dan ia terkapar tak berdaya didalam kamarku. Aku berteriak histeris melihat kejadian Sunggyu pingsan secara langsung. Tapi aku menyadari kalau ini sedang latihan dan aku mengira ia sedang berakting.
“jadi.. aku harus bagaimana?” tanyaku padanya yang sudah terkapar dilantai kamarku. Tidak ada respon sama sekali. Aku sedikit merasa aneh dan aku menghampirinya.
“hoi.. Sunggyu.. kau sedang berakting, kan?” aku mengguncang tubuhnya. Tapi tetap tidak ada jawaban. Aku segera panik dan kahwatir. mana mungkin? Itu hanya air kloset! Dia tidak mungkin mati kan?? batinku gelisah.
“Sunggyu!! Bangun!! Ada apa denganmu!!!??” Aku masih mengguncang tubuhnya dan menepuk-nepuk pipinya.

Ya tuhan! Bagaimana ini? Dia belum sadar!

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar