Senin, 23 April 2012

Arrogant Snow White 5

Annyeong.. dua chapter fanfic Lyeolate onnie udaahan.. ada yang penasaran ? (ngga akan ada kali Vin.. ini fanfic kan cuma kamu salin dari facebook -_-)


Arrogant Snow White 5


Title: Arrogant Snow White
Author: Lyeolate
Cast: Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo


>>>>>>>>>>>>>>>.

Aku merasa seperti cambukan halilintar menyambuk sekujur tubuhku. Entah perasaan apa ini tapi aku tidak menyangka kalau Chorong adalah tunangan dari Sunggyu. Meski aku membenci Kim Sunggyu karena sikapnya dan cara bicaranya tapi aku tidak tega kalau ia akan dimiliki oleh Chorong.
“Tunangan?” tanyaku untuk memastikan lagi. Chorong mengangguk sambil terisak.
“terus apa hubungannya? Inikan hanya peran.. kau tidak tahu ya? Jisun-nim sudah bilang kalau peran tidak bisa diganti!” cetus Hoya.
“aku akan berusaha bilang pada Jisun-nim kalau peran ini harus diubah.. kumohon, Woohyun-oppa..” mohon Chorong bersi keras.
Aku hanya membalikkan tubuhku begitu bel tanda upacara akan dimulai. Aku tidak memperdulikan celoteh Chorong yang terus memohonku untuk menukar peran. Aku juga tidak memahami diriku sendiri. Seharusnya aku bisa dengan mudahnya mengiyakan permohonan Chorong karena pada awalnya aku tidak mau jadi pasangan dengan Sunggyu di drama konyol itu.

Saat di lapangan, tampak semua murid sudah berbaris dengan rapi. Kami akan mengadakan upacara beberapa menit lagi. Aku berdiri disamping Hoya. Karena iseng melihat sekeliling, aku menoleh kebelakang dan mendapatkan Sunggyu yang berbaris sebelahan dengan Chorong. Chorong tampak cekikikan karena Sunggyu memainkan jemari tangannya, entah apa yang mereka lakukan. Tapi aku juga melihat wajah Sunggyu yang tidak senang memperlakukan Chorong seperti itu. Ya, ia kelihatan tidak nyaman.
Mungkin karena sadar aku terus memperhatikkannya, ia segera menegakkan pandangannya dan menatapku. Cahaya matahari pagi yang redup membuat wajahnya tampak lebih elegan dari sebelumnya. Bibirnya merah dan itu sangat menggoda. Entah kenapa semakin aku memandangnya jantungku seolah-olah berdegup tambah cepat.  Aku segera membalikkan kepalaku dan bersikap biasa saja. Hufftt.. ada yang tahu perasaan apa ini?



.....................

“upacara ini membosankan..aku ingin duduk~” keluh Hoya yang tidak kuat untuk berdiri.
“hah! Kepala sekolah kali ini bicara yang tidak penting lagi! Bagaimana bisa ia membicarakan tahayul bodoh di sekolah yang dipercaya Sungje-nim” kesalku menimpali.
Anak-anak tampak bersorak karena soal tahayul bodoh itu. Kepala sekolah tampak kewalahan mengatasi elakan dari seluruh murid disekolah ini.
“baiklah! Ini terserah kalian saja! Tapi jangan pernah coba-coba lagi melemparkan siswa atau melempar diri sendiri keluar jendela hanya karena kalian tidak mau belajar sejarah! Ingat.. kalian semua akan menghadapi ujian dan jangan remehkan mata pelajaran itu!” seru Kepala sekolah menutup ceramahnya.
Kami semua masih menyoraki ceramah tentang tahayul itu. Aku juga ikut-ikutan menyoraki kepala sekolah, tapi Hoya menyorakinya lebih parah. Ia tampaknya senang sekali menyoraki kepala sekolah. Dasar Hoya..

BRUUK!


Terdengar bunyi orang terjatuh dibarisan belakang. Aku refleks menoleh kebelakang dan melihat Sunggyu jatuh pingsan ditengah-tengah upacara begini.
“Sunggyu!!” Chorong teriak histeris melihat tunangannya =,= yang jatuh pingsan tepat disebelahnya.
“ayo segera angkut dia ke UKS!” kata salah satu petugas yang mengawasi upacara ini. Sunggyu pun digendong dan dibawa ke UKS. Di lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat mengkhawatirkan keadaan Sunggyu.
“pasti dia habis makan apel..” guman Hoya padaku.
“haha.. mungkin saja” kataku sambil tertawa.
“hei, pangeran.. ayo bangunkan dia.. hehe.. kau tahu maksudku, kan?” kata Hoya menggodaku. Aku terdiam, tentu saja aku tahu apa maksudnya.



Saat upacara selesai kami semua segera menghambur ke kelas masing-masing. Aku dan Hoya segera kekelas. Tapi ditengah perjalanan saat melewati lorong UKS, aku terhenti dan menatap pintu UKS itu.
“sudah kuduga.. kau mau kesana” ujar Hoya cekikikan. Aku mengendus kesal karena ucapan Hoya.
“ayolah.. pergi saja kalau kau mengkhawatirkan dia. Aku rahasiakan hal ini! I promise!” ungkap Hoya sok inggris. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat wajah aegyo Hoya jika sedang berjanji.
Dengan mantap, aku melangkahkan kakiku ke ruang UKS sendirian. Aku membuka pelan knop pintu UKS dan membukanya sedikit. Aku mengintip dari celah jendela dan aku bisa melihat Sunggyu yang tidur tanpa almameter sekolah membelakangi pintu UKS. Karena, mengira ia sedang tidur aku masuk kedalam untuk mengecek keadaannya. Sungguh, kenapa aku melakukan ini aku juga tidak tahu!


“Kau datang?” tiba-tiba Sunggyu berbicara saat aku sedang pelan-pelan menutup pintu UKS.
“eh? Aku pikir kau sedang tidur” sahutku sedikit malu karena tertangkap basah.
Sunggyu membalikkan tubuhnya dengan wajahnya yang sangat pucat. Aku merasa iba melihatnya.
“kau mau apa?” tanyanya curiga.
“aku hanya menjengukmu? Kenapa? Tidak boleh?” jawabku sewot. Dia tersenyum dan itu membuatku salah tingkah. Sunggyu segera bangun dari tidurnya dan duduk disisi ranjang. Ia tampak celingak celinguk mencari sesuatu.
“mencari ini?” tanyaku sambil duduk disebelahnya dan menyodorkan almameter sekolah yang tergantung di dibalik pintu UKS. Ia segera meraih almameter itu dan tidak menariknya dariku. Ia menegakkan kepalanya dan menatapku. Kini, aku bisa melihat wajahnya dari dekat untuk kedua kalinya. Ya tuhan, wajahnya sangat bersih dan ia begitu lucu. Awalnya aku membenci mata sipitnya, tapi entah kenapa sekarang aku seperti ingin melumat matanya dengan lidahku. Ahh.. kenapa aku tegang?
“apa diluar tidak ada orang?” tanyanya lagi. Aku menggeleng cepat, aku terlalu tegang untuk tidak segera menjawab pertanyaannya. Ia segera mencium bibirku. aku tidak berhak menolak ciuman itu karena aku juga menginginkannya.
“apa yang kau lakukan?” tanyaku bingung.
“aku tahu kau tidak buta dan kedua matamu pasti masih berfungsi dengan baik. Jadi kau tidak perlu menanyakan omong kosong itu! Kau lihat kan? aku menciummu!” ungkapnya dengan nada tinggi. sungguh! Aku tidak membenci nada tingginya lagi! Ahh~ kenapa ini? Aku justru ingin membalas ciumannya.
“kau sudah bertunangan..” kataku sedikit kecewa. Sunggyu membelalakan matanya karena terkejut.
“aku tidak mencintainya.. sungguh.. “ ujar Sunggyu sambil menciumku lagi. Ahh.. kenapa ia menciumku lagi?
“lalu siapa yang kau cintai?” tanpa sadar aku menanyakan pertanyaan bodoh.
“dirimu..” Sunggyu menciumku lagi, kali ini dengan sedikit tekanan. Ia menekan bibirku dan melumat bibir bawahku. Karena sudah terlanjur terpenjara dalam pelukannya aku segera menekan balik bibirnya. Kini aku melumat bibirnya yang merah darah, basah, dan kenyal itu. Aku bisa merasakan bibirnya yang lembut seperti marshmellow. Aku memanggut bibirnya dalam. Aku memaksakan bibirku masuk kedalam mulutnya. Dan Sunggyu begitu rela, ia balik melumat lidahku yang sudah terperangkap didalam rongga mulutnya. Tanpa sadar Sunggyu membuka kancing kemeja sekolahnya perlahan-lahan. Ia menarik jemari tanganku dan menaruhnya di nipple-nya sendiri. Aku tak kuasa dan akhirnya aku mengusap kasar dadanya.
Ini sudah diklimaks! Aku segera membantingkan tubuhnya dikasur dan aku menindihnya.
“ahhh... Woohyun-ah..” ia mendesah sambil membuka sabuk celanaku. Aku bisa merasakan juniorku mengembang keras begitu ia memasukkan jemarinya kebalik celanaku. Aku buru-buru melucuti bajuku sendiri dan kemudian aku menciumi lehernya, dadanya, perutnya, dan berhenti...
“uummmpphh... ahhhh...ahhh..hhhhhhh.. Woohyunnnn-aaahhh..” ia mengerang kuat tapi aku menahannya dengan menggigit bibir bawahnya. Kini junior kami saling berperang dibawah. Aku terus menggesekkan juniorku di juniornya dan itu sangatt nikmaatt..
Kini giliran Sunggyu diatasku. Ia duduk di pinggulku dan sengaja menggoyangkan pinggulnya bagai ombak.
“aahhhiiiiihhhh.. siiiaahhlll...” aku mencubit pelan nipplenya dan segera menarik tubuhnya. Kini aku melumat bibir bawahnya lagi, tapi Sunggyu berusaha menggodaku. Ia hanya menjilat-jilat sela bibirku dengan lidahnya yang nakal.
“aahhhh....aahhh... nakaaall..” aku terus mencubit nipple-nya dan cubitanku kini semakin keras. aku kurang puas dengan goyangan pinggulnya diatas pinggulku yang menyebabkan junior kami bergesekan melambat. Aku meraih pinggulnya dan menahannya. Kini aku yang menggoyangkan pinggulku dari bawah. Juniorku sudah tidka tahan! Semakin lama semakin keras dan itu membuat Sunggyu semakin menggerang kuat.
“hanya itu yang kau bisaaahhhh..? ahhhh.. ahh.. aku.. lebih tangguh daripada kau..ahh..hhhaahhhh..” ledeknya disela-sela klimaks kami. “kau ini.. bisa-bisanya bersikap angkuh diatas ranjang!” geramku yang gemas karenanya. Aku mengubah posisi Sunggyu. Kini ia ada dibawah lagi dan aku menelungkupkan tubuhnya.
“KYAAAAA....AAAHHH..AAHHH..AHH” sunggyu mengerang kuat dengan desahannya. Aku terus mendorong juniorku agar masuk kedalam hole-nya. Kini pinggulku bergoyang bagai ombak yang terus menghempas batu. Aku memijat lembut pantatnya agar aku bisa mulus memasukkan juniorku.
“aahh.. hhhhwwwhh.. ahhh...” aku mengintip wajah lucunya dari balik pundaknya. Aku bisa melihat airmatanya jatuh karena kesakitan. Ia meremas kuat bantal dan nafasnya tidak teratur. Aku pelan-pelan menarik juniorku dan menyudahinya.
“sakit? Maafkan aku..” ujarku merasa bersalah.
“tidak apa-apa.. aku sangat menikmatinya” Sunggyu membalikkan tubuhnya dan ia memegang pipiku yang mungkin saja merona. Aku merapikan poninya dan mengecup pelan bibir merahnya.
“aku tidak waras.. aku barusan saja melakukannya denganmu” kataku yang sudah terlanjur gila.
“ini yang aku mau... jadilah tunanganku..” pinta Sunggyu tersenyum. Aku baru saja menyadari senyumannya yang begitu lembut seperti anak gadis. Aku cekikikan melihatnya. Kini kami telanjang bulat dan kami menyadari apa yang baru saja kami lakukan.
“cepat pakai bajumu..” ujar Sunggyu mengecup bibirku lagi.
“nee..” kataku tersenyum.

.........

Aku cekikan sendiri dijalan. Mungkin banyak yang mengira aku ini orang gila atau apa. Aku sedang kasmaran dengan Sunggyu dan aku tidak akan pernah menceritakan hal ini pada Hoya. Aku tidak bisa membayangkan celotehnya jika Hoya tahu akan hal ini. Aku melewati sebuah toko aksesoris yang masih buka di jam 9 malam ini. Tampak aksesoris itu menjual banyak pernak-pernik. Aku kepikiran Sunggyu dan ingin membelikan sesuatu untuknya.
“ahjumma.. ini berapa?” tanyaku pada pelayan toko yang sudah separu baya. Ia memandangi aksesoris yang aku tunjuk dari seberang etalase.
“itu sekitar 13 won.. tuan muda sangat romantis membelikan ini..” ujar pelayan toko itu. Aku hanya tersipu malu.
“ya.. kalung Apel itu pasti sangat manis untuknya” guman Woohyun tersenyum puas.

Aku menelpon Sunggyu begitu aku sudah membelikan sesuatu untuknya. Meskipun ini sudah malam aku yakin Sunggyu tidak keberatan untuk menemuiku.
“Woohyun-ah” tiba-tiba Sunggyu datang menepuk pundakku dari belakang.
“he, hei..” sapaku sedikit gugup.
“ada apa malam-malam begini?” tanyanya yang masih mengenakan seragam sekolah.
Tanpa berkata-kata lagi aku segera mengeluarkan sebuah kalung dengan simbol apel yang sangat lucu. Ia tampak senang dan segera meraih kalung itu.
“haha.. apel..” katanya sambil tertawa kecil.
“itu bukan apel fuji..” bisikku padanya. ia tertawa lagi.
“coba lihat tanganmu..” pinta Sunggyu sambil meraih tanganku dan segera menggenggamnya. Ia memainkan jemariku, aku begitu geli dibuatnya. Jadi ini yang ia lakukan dengan Chorong tadi pagi? Pantas saja..
“apa yang kau lakukan?” tanyaku penasaran.
“aku suka jarimu..” Ujar Sunggyu sambil memainkan jari manisku.
“aku suka bibirmu..” kataku sedikit bercanda.
“benarkah? Sudah kuduga.. kau pasti sengaja menjadi pangeran agar bisa merasakan bibirku, ya kan??” kini Sunggyu berbicara sedikit normal tanpa menggunakan aksen bangsawannya.
“iya.. aku sengaja.. kenapa? Kau pasti senang kan?” ujarku meladeninya.
“diruang UKS tadi sangat hebat..” puji Sunggyu. “punyamu itu loh.. bener-bener membuatku seperti disurga” rayu Sunggyu. Ia menekan tubuhku dengan tubuhnya.
“hei! hentikan!” aku segera mendorong pelan tubuhnya.
“kau ini.. sudah, kita pulang saja.. sudah hampir jam 10 malam” ujarku sambil berdiri dan membantu Sunggyu berdiri juga.
Kami pun akhirnya pulang sambil bergandengan tangan. Aku merasa bahagia berada didekatnya.


-Sunggyu scene-
Sunggyu sudah pulang kerumahnya. Tampak rumah mewahnya sangat berantakan dan banyak ruang kosong tak terpakai. Sunggyu mengendus kesal begitu melihat hanya ada beberapa macam makanan yang monoton.
“jangan mengeluh!” bentak Ayah Sunggyu yang sudah melihat raut wajah anaknya ini yang tidak suka dengan makanan yang ia makan.
“Sunggyu.. bersabaralah sampai kau benar-benar menikah dengan Chorong” kata Ibu Sunggyu menjelaskan. Sunggyu segera meletakan lagi sendoknya.
“kenapa Sunggyu?” tanya Ayahnya yang kaget melihat Sunggyu melepas sendok dengan cara yang tidak wajar.
“itu bukan tata cara diatas meja! Cepat ambil sendokmu!” sentak Ayah sambil menyodorkan sendok yang dilepas oleh Sunggyu.
“aku tidak mau tunangan dengan Chorong” ungkap Sunggyu yang menggelegar suasana di meja makan.
“BODOH! Tidak bisa begitu! ini bodoh!! Chorong adalah salah satunya cara untuk membebaskan kita dari kemiskinan ini! Kau tidak mau kembali ke London?” kini Ibunya angkat bicara.
“aku sudah menemukan yang lebih baik dari Chorong!” kini Sunggyu balik menyentak.
“KIM SUNGGYU! Kau tidak boleh berbicara dengan keras seperti itu pada kami! Kau memalukan keluarga ini!” geram Ayah Sunggyu yang segera memukul keras meja hingga peralatan makan loncat ke atas.
“AYAH dan IBU juga tidak boleh mengatur hidupku. Aku tidak akan menikah dengan Chorong. aku beda dengan kalian yang hanya menunggu bantuan datang tanpa berbuat apa-apa. Lihat rumah ini baunya sudah seperti bau baju kalian yang tersimpan dilemari reot. Aku merasa terhina terlahir sebagai anak bangsawan tapi memiliki orangtu yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengandalkan anaknya” jelas Sunggyu sambil meninggalkan kedua orangtuanya dimeja makan.
“KIM SUNGGYU kau lantang sekali! Kenapa kau begitu angkuh??” teriak Ibu Sunggyu sambil terisak.

“siapa yang mengajariku berbicara angkuh seperti itu semenjak kecil? Siapa yang menjadikkan ku egois dan keras kepala karena begitu banyak tata cara yang diajarkan padaku selama ini? Siapa?” cetus Sunggyu yang sudah mulai mengeluarkan air matanya. Kemudian, ia segera naik ke tangga yang menjulang tinggi lengkap dengan karpet berwarna merah padam.

=to be continued=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar