Arrogant
Snow White 5
Title:
Arrogant Snow White
Author:
Lyeolate
Cast:
Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo
>>>>>>>>>>>>>>>.
Aku
merasa seperti cambukan halilintar menyambuk sekujur tubuhku. Entah perasaan
apa ini tapi aku tidak menyangka kalau Chorong adalah tunangan dari Sunggyu.
Meski aku membenci Kim Sunggyu karena sikapnya dan cara bicaranya tapi aku
tidak tega kalau ia akan dimiliki oleh Chorong.
“Tunangan?”
tanyaku untuk memastikan lagi. Chorong mengangguk sambil terisak.
“terus
apa hubungannya? Inikan hanya peran.. kau tidak tahu ya? Jisun-nim sudah bilang
kalau peran tidak bisa diganti!” cetus Hoya.
“aku
akan berusaha bilang pada Jisun-nim kalau peran ini harus diubah.. kumohon,
Woohyun-oppa..” mohon Chorong bersi keras.
Aku
hanya membalikkan tubuhku begitu bel tanda upacara akan dimulai. Aku tidak
memperdulikan celoteh Chorong yang terus memohonku untuk menukar peran. Aku
juga tidak memahami diriku sendiri. Seharusnya aku bisa dengan mudahnya
mengiyakan permohonan Chorong karena pada awalnya aku tidak mau jadi pasangan
dengan Sunggyu di drama konyol itu.
Saat di
lapangan, tampak semua murid sudah berbaris dengan rapi. Kami akan mengadakan
upacara beberapa menit lagi. Aku berdiri disamping Hoya. Karena iseng melihat
sekeliling, aku menoleh kebelakang dan mendapatkan Sunggyu yang berbaris
sebelahan dengan Chorong. Chorong tampak cekikikan karena Sunggyu memainkan
jemari tangannya, entah apa yang mereka lakukan. Tapi aku juga melihat wajah
Sunggyu yang tidak senang memperlakukan Chorong seperti itu. Ya, ia kelihatan
tidak nyaman.
Mungkin
karena sadar aku terus memperhatikkannya, ia segera menegakkan pandangannya dan
menatapku. Cahaya matahari pagi yang redup membuat wajahnya tampak lebih elegan
dari sebelumnya. Bibirnya merah dan itu sangat menggoda. Entah kenapa semakin
aku memandangnya jantungku seolah-olah berdegup tambah cepat. Aku segera
membalikkan kepalaku dan bersikap biasa saja. Hufftt.. ada yang tahu perasaan
apa ini?
.....................
“upacara
ini membosankan..aku ingin duduk~” keluh Hoya yang tidak kuat untuk berdiri.
“hah!
Kepala sekolah kali ini bicara yang tidak penting lagi! Bagaimana bisa ia
membicarakan tahayul bodoh di sekolah yang dipercaya Sungje-nim” kesalku
menimpali.
Anak-anak
tampak bersorak karena soal tahayul bodoh itu. Kepala sekolah tampak kewalahan
mengatasi elakan dari seluruh murid disekolah ini.
“baiklah!
Ini terserah kalian saja! Tapi jangan pernah coba-coba lagi melemparkan siswa
atau melempar diri sendiri keluar jendela hanya karena kalian tidak mau belajar
sejarah! Ingat.. kalian semua akan menghadapi ujian dan jangan remehkan mata
pelajaran itu!” seru Kepala sekolah menutup ceramahnya.
Kami
semua masih menyoraki ceramah tentang tahayul itu. Aku juga ikut-ikutan
menyoraki kepala sekolah, tapi Hoya menyorakinya lebih parah. Ia tampaknya
senang sekali menyoraki kepala sekolah. Dasar Hoya..
BRUUK!
Terdengar
bunyi orang terjatuh dibarisan belakang. Aku refleks menoleh kebelakang dan
melihat Sunggyu jatuh pingsan ditengah-tengah upacara begini.
“Sunggyu!!”
Chorong teriak histeris melihat tunangannya =,= yang jatuh pingsan tepat
disebelahnya.
“ayo
segera angkut dia ke UKS!” kata salah satu petugas yang mengawasi upacara ini.
Sunggyu pun digendong dan dibawa ke UKS. Di lubuk hatiku yang paling dalam aku
sangat mengkhawatirkan keadaan Sunggyu.
“pasti
dia habis makan apel..” guman Hoya padaku.
“haha..
mungkin saja” kataku sambil tertawa.
“hei,
pangeran.. ayo bangunkan dia.. hehe.. kau tahu maksudku, kan?” kata Hoya
menggodaku. Aku terdiam, tentu saja aku tahu apa maksudnya.
Saat
upacara selesai kami semua segera menghambur ke kelas masing-masing. Aku dan
Hoya segera kekelas. Tapi ditengah perjalanan saat melewati lorong UKS, aku
terhenti dan menatap pintu UKS itu.
“sudah
kuduga.. kau mau kesana” ujar Hoya cekikikan. Aku mengendus kesal karena ucapan
Hoya.
“ayolah..
pergi saja kalau kau mengkhawatirkan dia. Aku rahasiakan hal ini! I promise!”
ungkap Hoya sok inggris. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat wajah aegyo
Hoya jika sedang berjanji.
Dengan
mantap, aku melangkahkan kakiku ke ruang UKS sendirian. Aku membuka pelan knop
pintu UKS dan membukanya sedikit. Aku mengintip dari celah jendela dan aku bisa
melihat Sunggyu yang tidur tanpa almameter sekolah membelakangi pintu UKS. Karena,
mengira ia sedang tidur aku masuk kedalam untuk mengecek keadaannya. Sungguh,
kenapa aku melakukan ini aku juga tidak tahu!
“Kau
datang?” tiba-tiba Sunggyu berbicara saat aku sedang pelan-pelan menutup pintu
UKS.
“eh?
Aku pikir kau sedang tidur” sahutku sedikit malu karena tertangkap basah.
Sunggyu
membalikkan tubuhnya dengan wajahnya yang sangat pucat. Aku merasa iba
melihatnya.
“kau
mau apa?” tanyanya curiga.
“aku
hanya menjengukmu? Kenapa? Tidak boleh?” jawabku sewot. Dia tersenyum dan itu
membuatku salah tingkah. Sunggyu segera bangun dari tidurnya dan duduk disisi
ranjang. Ia tampak celingak celinguk mencari sesuatu.
“mencari
ini?” tanyaku sambil duduk disebelahnya dan menyodorkan almameter sekolah yang
tergantung di dibalik pintu UKS. Ia segera meraih almameter itu dan tidak
menariknya dariku. Ia menegakkan kepalanya dan menatapku. Kini, aku bisa
melihat wajahnya dari dekat untuk kedua kalinya. Ya tuhan, wajahnya sangat
bersih dan ia begitu lucu. Awalnya aku membenci mata sipitnya, tapi entah kenapa
sekarang aku seperti ingin melumat matanya dengan lidahku. Ahh.. kenapa aku
tegang?
“apa
diluar tidak ada orang?” tanyanya lagi. Aku menggeleng cepat, aku terlalu
tegang untuk tidak segera menjawab pertanyaannya. Ia segera mencium bibirku.
aku tidak berhak menolak ciuman itu karena aku juga menginginkannya.
“apa
yang kau lakukan?” tanyaku bingung.
“aku
tahu kau tidak buta dan kedua matamu pasti masih berfungsi dengan baik. Jadi
kau tidak perlu menanyakan omong kosong itu! Kau lihat kan? aku menciummu!”
ungkapnya dengan nada tinggi. sungguh! Aku tidak membenci nada tingginya lagi!
Ahh~ kenapa ini? Aku justru ingin membalas ciumannya.
“kau
sudah bertunangan..” kataku sedikit kecewa. Sunggyu membelalakan matanya karena
terkejut.
“aku
tidak mencintainya.. sungguh.. “ ujar Sunggyu sambil menciumku lagi. Ahh..
kenapa ia menciumku lagi?
“lalu
siapa yang kau cintai?” tanpa sadar aku menanyakan pertanyaan bodoh.
“dirimu..”
Sunggyu menciumku lagi, kali ini dengan sedikit tekanan. Ia menekan bibirku dan
melumat bibir bawahku. Karena sudah terlanjur terpenjara dalam pelukannya aku
segera menekan balik bibirnya. Kini aku melumat bibirnya yang merah darah,
basah, dan kenyal itu. Aku bisa merasakan bibirnya yang lembut seperti
marshmellow. Aku memanggut bibirnya dalam. Aku memaksakan bibirku masuk kedalam
mulutnya. Dan Sunggyu begitu rela, ia balik melumat lidahku yang sudah
terperangkap didalam rongga mulutnya. Tanpa sadar Sunggyu membuka kancing
kemeja sekolahnya perlahan-lahan. Ia menarik jemari tanganku dan menaruhnya di
nipple-nya sendiri. Aku tak kuasa dan akhirnya aku mengusap kasar dadanya.
Ini
sudah diklimaks! Aku segera membantingkan tubuhnya dikasur dan aku menindihnya.
“ahhh...
Woohyun-ah..” ia mendesah sambil membuka sabuk celanaku. Aku bisa merasakan
juniorku mengembang keras begitu ia memasukkan jemarinya kebalik celanaku. Aku
buru-buru melucuti bajuku sendiri dan kemudian aku menciumi lehernya, dadanya,
perutnya, dan berhenti...
“uummmpphh...
ahhhh...ahhh..hhhhhhh.. Woohyunnnn-aaahhh..” ia mengerang kuat tapi aku
menahannya dengan menggigit bibir bawahnya. Kini junior kami saling berperang
dibawah. Aku terus menggesekkan juniorku di juniornya dan itu sangatt
nikmaatt..
Kini
giliran Sunggyu diatasku. Ia duduk di pinggulku dan sengaja menggoyangkan
pinggulnya bagai ombak.
“aahhhiiiiihhhh..
siiiaahhlll...” aku mencubit pelan nipplenya dan segera menarik tubuhnya. Kini
aku melumat bibir bawahnya lagi, tapi Sunggyu berusaha menggodaku. Ia hanya
menjilat-jilat sela bibirku dengan lidahnya yang nakal.
“aahhhh....aahhh...
nakaaall..” aku terus mencubit nipple-nya dan cubitanku kini semakin keras. aku
kurang puas dengan goyangan pinggulnya diatas pinggulku yang menyebabkan junior
kami bergesekan melambat. Aku meraih pinggulnya dan menahannya. Kini aku yang
menggoyangkan pinggulku dari bawah. Juniorku sudah tidka tahan! Semakin lama
semakin keras dan itu membuat Sunggyu semakin menggerang kuat.
“hanya
itu yang kau bisaaahhhh..? ahhhh.. ahh.. aku.. lebih tangguh daripada
kau..ahh..hhhaahhhh..” ledeknya disela-sela klimaks kami. “kau ini..
bisa-bisanya bersikap angkuh diatas ranjang!” geramku yang gemas karenanya. Aku
mengubah posisi Sunggyu. Kini ia ada dibawah lagi dan aku menelungkupkan
tubuhnya.
“KYAAAAA....AAAHHH..AAHHH..AHH”
sunggyu mengerang kuat dengan desahannya. Aku terus mendorong juniorku agar
masuk kedalam hole-nya. Kini pinggulku bergoyang bagai ombak yang terus
menghempas batu. Aku memijat lembut pantatnya agar aku bisa mulus memasukkan
juniorku.
“aahh..
hhhhwwwhh.. ahhh...” aku mengintip wajah lucunya dari balik pundaknya. Aku bisa
melihat airmatanya jatuh karena kesakitan. Ia meremas kuat bantal dan nafasnya
tidak teratur. Aku pelan-pelan menarik juniorku dan menyudahinya.
“sakit?
Maafkan aku..” ujarku merasa bersalah.
“tidak
apa-apa.. aku sangat menikmatinya” Sunggyu membalikkan tubuhnya dan ia memegang
pipiku yang mungkin saja merona. Aku merapikan poninya dan mengecup pelan bibir
merahnya.
“aku
tidak waras.. aku barusan saja melakukannya denganmu” kataku yang sudah
terlanjur gila.
“ini
yang aku mau... jadilah tunanganku..” pinta Sunggyu tersenyum. Aku baru saja
menyadari senyumannya yang begitu lembut seperti anak gadis. Aku cekikikan
melihatnya. Kini kami telanjang bulat dan kami menyadari apa yang baru saja
kami lakukan.
“cepat
pakai bajumu..” ujar Sunggyu mengecup bibirku lagi.
“nee..”
kataku tersenyum.
.........
Aku
cekikan sendiri dijalan. Mungkin banyak yang mengira aku ini orang gila atau
apa. Aku sedang kasmaran dengan Sunggyu dan aku tidak akan pernah menceritakan
hal ini pada Hoya. Aku tidak bisa membayangkan celotehnya jika Hoya tahu akan
hal ini. Aku melewati sebuah toko aksesoris yang masih buka di jam 9 malam ini.
Tampak aksesoris itu menjual banyak pernak-pernik. Aku kepikiran Sunggyu dan
ingin membelikan sesuatu untuknya.
“ahjumma..
ini berapa?” tanyaku pada pelayan toko yang sudah separu baya. Ia memandangi
aksesoris yang aku tunjuk dari seberang etalase.
“itu
sekitar 13 won.. tuan muda sangat romantis membelikan ini..” ujar pelayan toko
itu. Aku hanya tersipu malu.
“ya..
kalung Apel itu pasti sangat manis untuknya” guman Woohyun tersenyum puas.
Aku
menelpon Sunggyu begitu aku sudah membelikan sesuatu untuknya. Meskipun ini
sudah malam aku yakin Sunggyu tidak keberatan untuk menemuiku.
“Woohyun-ah”
tiba-tiba Sunggyu datang menepuk pundakku dari belakang.
“he,
hei..” sapaku sedikit gugup.
“ada
apa malam-malam begini?” tanyanya yang masih mengenakan seragam sekolah.
Tanpa
berkata-kata lagi aku segera mengeluarkan sebuah kalung dengan simbol apel yang
sangat lucu. Ia tampak senang dan segera meraih kalung itu.
“haha..
apel..” katanya sambil tertawa kecil.
“itu
bukan apel fuji..” bisikku padanya. ia tertawa lagi.
“coba
lihat tanganmu..” pinta Sunggyu sambil meraih tanganku dan segera
menggenggamnya. Ia memainkan jemariku, aku begitu geli dibuatnya. Jadi ini yang
ia lakukan dengan Chorong tadi pagi? Pantas saja..
“apa
yang kau lakukan?” tanyaku penasaran.
“aku
suka jarimu..” Ujar Sunggyu sambil memainkan jari manisku.
“aku
suka bibirmu..” kataku sedikit bercanda.
“benarkah?
Sudah kuduga.. kau pasti sengaja menjadi pangeran agar bisa merasakan bibirku,
ya kan??” kini Sunggyu berbicara sedikit normal tanpa menggunakan aksen
bangsawannya.
“iya..
aku sengaja.. kenapa? Kau pasti senang kan?” ujarku meladeninya.
“diruang
UKS tadi sangat hebat..” puji Sunggyu. “punyamu itu loh.. bener-bener membuatku
seperti disurga” rayu Sunggyu. Ia menekan tubuhku dengan tubuhnya.
“hei!
hentikan!” aku segera mendorong pelan tubuhnya.
“kau
ini.. sudah, kita pulang saja.. sudah hampir jam 10 malam” ujarku sambil
berdiri dan membantu Sunggyu berdiri juga.
Kami
pun akhirnya pulang sambil bergandengan tangan. Aku merasa bahagia berada
didekatnya.
-Sunggyu
scene-
Sunggyu
sudah pulang kerumahnya. Tampak rumah mewahnya sangat berantakan dan banyak
ruang kosong tak terpakai. Sunggyu mengendus kesal begitu melihat hanya ada
beberapa macam makanan yang monoton.
“jangan
mengeluh!” bentak Ayah Sunggyu yang sudah melihat raut wajah anaknya ini yang
tidak suka dengan makanan yang ia makan.
“Sunggyu..
bersabaralah sampai kau benar-benar menikah dengan Chorong” kata Ibu Sunggyu
menjelaskan. Sunggyu segera meletakan lagi sendoknya.
“kenapa
Sunggyu?” tanya Ayahnya yang kaget melihat Sunggyu melepas sendok dengan cara
yang tidak wajar.
“itu
bukan tata cara diatas meja! Cepat ambil sendokmu!” sentak Ayah sambil
menyodorkan sendok yang dilepas oleh Sunggyu.
“aku
tidak mau tunangan dengan Chorong” ungkap Sunggyu yang menggelegar suasana di
meja makan.
“BODOH!
Tidak bisa begitu! ini bodoh!! Chorong adalah salah satunya cara untuk
membebaskan kita dari kemiskinan ini! Kau tidak mau kembali ke London?” kini
Ibunya angkat bicara.
“aku
sudah menemukan yang lebih baik dari Chorong!” kini Sunggyu balik menyentak.
“KIM
SUNGGYU! Kau tidak boleh berbicara dengan keras seperti itu pada kami! Kau
memalukan keluarga ini!” geram Ayah Sunggyu yang segera memukul keras meja
hingga peralatan makan loncat ke atas.
“AYAH
dan IBU juga tidak boleh mengatur hidupku. Aku tidak akan menikah dengan
Chorong. aku beda dengan kalian yang hanya menunggu bantuan datang tanpa
berbuat apa-apa. Lihat rumah ini baunya sudah seperti bau baju kalian yang
tersimpan dilemari reot. Aku merasa terhina terlahir sebagai anak bangsawan
tapi memiliki orangtu yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengandalkan
anaknya” jelas Sunggyu sambil meninggalkan kedua orangtuanya dimeja makan.
“KIM
SUNGGYU kau lantang sekali! Kenapa kau begitu angkuh??” teriak Ibu Sunggyu
sambil terisak.
“siapa
yang mengajariku berbicara angkuh seperti itu semenjak kecil? Siapa yang
menjadikkan ku egois dan keras kepala karena begitu banyak tata cara yang
diajarkan padaku selama ini? Siapa?” cetus Sunggyu yang sudah mulai
mengeluarkan air matanya. Kemudian, ia segera naik ke tangga yang menjulang
tinggi lengkap dengan karpet berwarna merah padam.
=to be
continued=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar