Senin, 23 April 2012

Arrogant Snow White 4

Haii.. saya kembali lagi membawa fanfic Lyeolate onnie..^^


Arrogant Snow White 4

                                       
Title: Arrogant Snow White
Author: Lyeolate
Cast: Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo

_____________________



“Bangun Sunggyu! Ini tidak lucu!” aku berteriak sambil mengguncang-guncang tubuhnya. Aku benar-benar takut karena dia tidak bergerak sedikit pun. Aku tergerak untuk minta tolong ke umma tentang hal ini tapi aku rasa itu bukan pilihan yang bagus! Umma pasti akan sangat shock jika tahu hal ini atau.. dia mungkin akan berpikiran yang macam-macam tentang ini! Aigo.. eottokhae??
Aku memegang pergelangan tangannya. Aku mencoba untuk memeriksa denyut nadinya. Aish.. sebenarnya aku payah dalam hal ini. Aku tidak bisa menemukan denyut nadiku sendiri apalagi denyut nadi orang lain =,=
Akhirnya aku putuskan untuk memeriksa detak jantungnya. Aku merebahkan kepalaku dan menempelkan telingaku ke dada Sunggyu. Dan sungguh mengejutkan! Detak jantungnya terdengar normal! Karena aku berasumsi dia pingsan akhirnya aku memutuskan untuk merasakan nafasnya. Aku segera menaikkan kepalaku sedikit dan itu membuat wajahku dengan wajahnya menjadi sangat dekat.
Uhhh.. aku bisa merasakan nafasnya yang hangat menggelitik wajahku. Tiba-tiba..

CHU!


Belum sempat menarik kepalaku kembali karena terkejut, tangan Sunggyu sudah dengan sigap memegang leherku.
“Sunggyu! Apa-apaan!!” protesku karena dia telah mengejutkanku dengan menciumku tiba-tiba.
“kau sedang mengerjaiku, kan? kini kau harus merasakannya juga!” ketusnya yang masih memegang erat leherku.
“aihh.. lepaskan, bodoh!” aku berusaha melepas genggamannya di leherku. Tapi tak kusangka ia cukup kuat dan wajahku kini makin dekat dengannya.
“Apel tadi bau kloset orang miskin! Kau kurang ajar sekali! Kini bibirku sudah penuh dengan ribuan bakteri” kesal Sunggyu, nadanya kini terdengar menyeramkan.
Ampun..
“sialan! Kau pantas menerimanya! Kini lepaskan..” paksaku yang masih berusaha melepas genggamannya.
“tidak.. sebelum aku berbagi bakteri kloset dibibirku ini denganmu.. kau juga harus kena dengan bakteri yang menjijikan ini!” ungkap Sunggyu.
Dia segera melumat bibirku. Dia sangat gila! diaa memangut bibirku dengan posisi kepala yang bergantian. Aku benar-benar terhimpit dan tidak bisa melawan.
“HMMPHH... HMMPPH...” aku berusaha menarik bibirku dari bibirnya. Tapi dia segera menggigit bibir bawahku sehingga aku berteriak dengan spontan.
“uuummmhhhh..” aku terengah karena ia memaksa masuk lidahnya dengan biadab menjelajahi rongga mulutku. Aku bisa merasakan lidahnya yang hambar tapi begitu nakal dan tidak mau berhenti menjilati rongga mulutku. Aku bisa merasakan bibirku basah sampai sela-sela bibirku.
“hhmmmmmhh...hmmpph.. sungg,..gyuu..” aku berusaha membuka mulutku tapi justru ia memanfaatkan itu dengan terus menerobos masuk lidahnya yang membuatku terangsang hingga terasa sampai dibalik celanaku (?)
“baahh!!!” akhirnya aku bisa lepas dari genggamannya. Aku segera terguling ke belakang karena dorongan dari tanganku sendiri. Aku segera bangkit dan melihat Sunggyu sedang mengelap bibirnya dengan jemarinya yang mulus.
“sekarang 100% bakteri itu pindah ke mulutmu! Rasakan!” umpatnya. Aku terdiam dan masih mengumpulkan kesadaran dan berusaha memahami apa yang barusan aku alami.
“.. dasar sialan! kau menciumku hanya karena ingin memindahkan bakteri itu ke mulutku!” teriakku kesal yang sudah cukup sadar. Aku segera bangun dan memelototinya.
“kau bodoh, dan kau tahu itu kan? jika aku jadi dirimu aku akan memasukkan apel ini ke mulutku dan menggosok-gosokan apel ini ke gigiku bukan dengan ciuman konyol yang seperti itu!” teriakku sedikit kesal alias malu karena Sunggyu baru saja mencium bahkan melumat habis bibirku ini hingga basah!
Sunggyu tampak terdiam, entah dia membenarkan perkataanku atau tidak yang penting ia sekarang sedang menatapku dengan pandanganya yang sangat dalam.
“aku sekalian ingin latihan ciuman jadi aku lakukan itu” ungkapnya konyol.
“hah! Latihan sekarang gagal! Kau pulang saja sana!” aku segera mengusirnya. Sunggyu segera berdiri dan menatapku kembali.
“lebih baik jangan buang-buang waktu.. seharusnya kita selesaikan latihan ini” kata Sunggyu.
“huuuhh..” aku mengendus berat. Sebenarnya aku malu dengan ciuman yang tadi. Tapi aku pura-pura tidak peduli dan sekarang aku sedikit grogi dengan Sunggyu. Ia mendekatiku dan berjalan kearahku.
“Mundur!” teriakku refleks. Sunggyu tersentak dan aku segera menjauh darinya.
“aku sedang tidak mood untuk latihan. Sebaiknya kau pulang” ujarku padanya. aku berdiri menghadap cermin dan aku bisa melihat wajahku yang menjadi merona.
“Aigo.. kenapa ini??” gumanku bingung, aku segera menutup pipiku dengan kedua tanganku.
“baiklah.. aku pulang..” ujar Sunggyu sambil berjalan ke arah pintu kamarku. Aku mengamatinya, dan ini benar-benar membuatku muak. Bagaimana tidak muak? Dia membuka knop pintu kamarku dengan dialasi sapu tangannya.
“.. banyak bakteri” guman Sunggyu tanpa dosa saat ia sadar aku memperhatikkannya membuka knop pintu dengan sapu tangan.
Aku mencibirnya dibelakang dan tidak mengantarnya pulang sampai keluar rumah. Biar sajalah dia keluar sendiri.
Malamnya.. aku memutuskan untuk pergi ke warung membeli soda. Di kepalaku masih terngiang permukaan bibir Sunggyu. Entah kenapa aku kepikiran terus. Aku segera membayar sodaku begitu aku melihat Hoya ada diluar warung sedang membungkuk mengibas celana panjangnya.
“Hoya~” aku memanggilnya begitu aku keluar dari warung. Hoya segera menegakkan tubuhnya dan tersenyum kearahku saat tahu kalau aku yang memanggilnya.
“woy~ malam-malam begini keluyuran cuman beli soda” sahut Hoya sambil merebut soda yang aku pegang dan ia meminumnya tanpa minta izin dari ku sebelumnya.
“woy~ malam-malam begini gak modal minta soda orang” balasku sedikti kesal karena kini soda yang baru saja 6 menit kubeli hampir habis.
“ya.. soalnya aku tidak punya pacar sekaya Sunggyu.. haha” ledek Hoya. Aku segera mengubah mimik wajahku dan menunjukkan kalau aku tidak suka diledek.
“bagaimana? Kau sudah latihan dengan Sunggyu?” tanya Hoya tiba-tiba.
“ya.. dan sedikit ada tragedi konyol yang terjadi” kataku sambil berjalan. Hoya segera melangkahkan kakinya menyeimbangkan langkahku.
“wae? Ciumannya sukses? Hehe”
“aish! Hoya! Kau lihat kolam piranha di sana? Sebentar lagi kau jadi penghuni kolam piranha itu jika kau meledekku lagi tentang SNOW WHITE” Ancamku yang sukses membuat Hoya diam walaupun sebenarnya aku hanya bercanda. Karena tidak ada kolam piranha disekitar sini XD
“Tak kusangka.. kau protektif tentang Sunggyu. Sampai-sampai aku tidak boleh menanyakan hal tentang Sunggyu padamu” ungkap Hoya yang mencoba menggodaku lagi.
“ya.. karena kalau kau tanya tentang Sunggyu lagi pohon jambu itu pasti sudah jadi kuburanmu” ujarku berusaha mengancam Hoya.
“hahaha.. mianhae!! Ayo ceritakan.. jangan bertele-tele.. adegan konyol apa yang kau alami.” Paksa Hoya. Aku mengatur nafasku berusaha menahan emosiku untuk bercerita pada Hoya.


















“APA? BENARKAH KALIAN BERCIUMAN??HUAHAHAA” ledakan tawa Hoya seakan-akan membangunkan arwah gentayangan di sekitar kami saat aku menceritakan semuanya tentang tadi pagi.
“diam bodoh!!! Tidak lucu tapi menjijikan!” aku segera menyumpal mulutnya dengan plastik bekas jajananku.
“uughh.. huehh..” Hoya seketika memuntahkan plastik itu dan melanjutkan tawanya.
“bagaimana ciumannya? Apa bibirnya.. lembut?” tanya Hoya sambil menyikut lenganku keras. Tanpa ragu aku menjawabnya dengan satu anggukan kepala. Kemudian Hoya melanjutkan tawanya lagi.
“ciuman kalian... basah?” tanyanya lagi. Aku pun mengangguk lagi
“sangat basah..” jawabku meladeni godaanya.
“huakakakakakakaka.. akhirnya.. aku bisa mendengar sang pangeran dan snow white berciuman di dunia nyata meskipun aku tidak melihatnya secara langsung” tawa Hoya. Aku hanya mencibir kearahnya.
Saat aku dan Hoya sedang duduk di taman. Aku melihat seseorang sedang berlari sambil menutupi kepalanya dengan Hoodie. Tapi karena lampu taman sangat terang aku bisa mengenali wajahnya.
“hei, itu Sunggyu?” tanyaku segera bangkit dari duduk dengan rusuhnya. Hoya bingung melihat aksiku yang rusuh.
“apa benar itu Sunggyu?” Hoya ikut bangkit dari duduknya dan mendekatiku.
“kita ikuti dia.. tampaknya dia sedang buru-buru” kataku segera mengajak Hoya.
“Woohyun-ah! Memangnya kenapa kalau dia sedang buru-buru?”
“aku punya firasat buruk.. entah kenapa.. aku juga bingung” aku segera berlari mengejar Sunggyu tanpa memikirkan Hoya ikut denganku apa tidak. Aku segera berhenti dan bersembunyi dibalik tembok begitu Sunggyu berdiri dirumah seseorang yang agak besar dan mewah.
“wae? Rumah siapa itu?” tanya Hoya yang ternyata mengikutiku.
“entahlah.. lihat siapa yang keluar dari rumah ini” kataku yang fokus pada rumah itu.
Tiba-tiba seseorang membuka gerbang dan membiarkan Sunggyu masuk. Aku bisa mengenali sosok orang yang membukakan gerbang. Dia yeoja.. yeoja yang selalu tersenyum sok manis, dan gila harta.. dia..CHORONG?
“itu si Chorong?” Hoya juga tak habis pikir Sunggyu datang ke rumah Chorong malam-malam.
“mereka tinggal bersama?” aku sedikit bingung.
“kau mau tahu?”
“ne..” jawabku lirih.
“berarti kau mau menunggu ia sampai keluar dari rumah? Bagaimana kalau mereka memang tinggal bersama!” seru Hoya memelototkan matanya.
“jadi..? kita harus pulang?” tanyaku sedikit kecewa.
“oohh kita? Aku saja yang pulang kau disini tungguin si Sunggyu” jawab Hoya sambil meninggalkanku.
“ahh.. arraseo..” kataku sambil menarik lengan Hoya.
“ayo.. kita pulang..” ajakku akhirnya.
Esoknya aku pergi ke sekolah dan sedang menuju kekelas seperti biasa. Tiba-tiba aku mendengat suara gaduh dari koridor dan suara itu makin lama makin keras.
BRUAKK!!
Songsaenim Sungje yang mengajarkan sejarah menabrak keras tubuhku yang sedang mau belok ke kelas. Aku jatuh tersungkur dan memandangi Sungjae-nim yang terus berlari tanpa memperdulikanku yang tertabrak olehnya.
“JINWOO?? Kau masih hidup, kan?” teriak Hoya dari atas gedung. Tampak Jinwoo yang sudah terkapar di rumput yang tebal hanya mengangkat jempolnya saja.
“pelemparan tumbal berjalan dengan baik?” tanyaku pada Hoya.
“ya.. mendaratnya halus dan seperti biasa Sungje-nim histeris” jawab Hoya enteng.
“yippii... kita tidak belajar dengannya lagi” kataku kembali bersemangat. Aku duduk dibangku dan menyadari Sunggyu menatapiku seperti biasa.
“ada masalah?” kataku sebal
“tidak.. aku hanya heran saja makin hari kau semakin lusuh. Apa air dirumahmu tidak berfungsi?” tanyanya polos padaku.
“asal kau tahu.. aku ini mandi dengan air comberan” jawabku kesal.
Sunggyu segera membelalakan matanya.
“wae? Aku tidak keberatan berbagi bakteri ditubuhku ini denganmu” rayuku bercanda. Sunggyu hanya tersenyum. ASTAGA dia kenapa tersenyum.
“aku juga tidak keberatan” kini Sunggyu berani menjawab candaanku.
“andwee.. aku hanya bercanda, bodoh!” seruku ngeri,
“aku suka padamu..” tiba-tiba Sunggyu membisikan kata-kata konyol itu ditelingaku.
“TIDAK!!!!!!!!” aku spontan menjatuhkan diriku dari bangku. Aku segera bangkit dan berlari kearah Hoya.
“HOYA!!!! LEMPAR DIA KELUAR JENDELA!!!” seruku yang bersembunyi dibalik punggung kekar Hoya.
“kau ini kenapa??” tanya Hoya bingung.
“huaahhh...” aku tidak berani melanjutkan kata-kataku karena aku baru saja mencoba melihat kearah Sunggyu. Sunggyu memasang wajahnya yang polos dan kini masih menatapku.
“bangsawan macam apa dia” batinku heran.
“tidak apa-apa Hoya. Dia terlalu mendamatisir perannya saja” kata Sunggyu tiba-tiba.
“hei Sunggyu! Kau sudah latihan dengan Woohyun?” tanya Hoya pura-pura tidak tahu,
“ya dan aku yakin Woohyu menceritakan semuanya padamu” jawabnya singkat.
“Hoya.. ke toilet sebentar” kataku segera membawa Hoya ke toilet.
Saat perjalan ke Toilet Hoya begitu heran mengapa aku terus memegangi perutku.
“wae? Kenapa perutmu?” tanya Hoya penasaran.
“tiba-tiba aku mual jika mengingat kejadian kemarin” kataku lemas.
“haha.. kau sih, jangan diingat bisa kan?”
Aku hanya mengatupkan bibirku. Tiba-tiba langkahku terhenti begitu aku melihat Chorong yang sedang berdiri melamun didepan loker.
“Woohyun..” tiba-tiba Chorong menyadari aku ada disekitarnya.
“ada apa?” tanyaku cuek.
“Woohyun.. aku ingin jadi pangeran.. ayo kita tukeran peran!” tiba-tiba Chorong memaksaku. Aku dan Hoya memandang gadis ini dengan pandangan aneh.
“maaf.. tapi aku sudah latihan dengan Sunggyu dan kurasa aku berat melepas peran ini” tolakku padanya. tampak air mata bergenang di wajahnya.
“wa..wae?” guman Hoya bingung.
“aku mohon.. ini demi kebaikan aku dan Sunggyu” katanya dengan nada yang gugup karena ia terus meneteskan air mata.
“demi kebaikan? Memangnya apa hubungan kalian??” aku dibuatnya bingung. Kenapa dia mau bertukar peran denganku? lagipula aku tida mau jadi penyihir!
Dengan nada yang terisak, Chorong berusaha mengungkapkan sesuatu yang cukup berat tampaknya untuk dikatakan.

“Sunggyu adalah tunanganku.. jadi biarkan aku mendapatkan peran pangeran! Tidak ada yang boleh menciumnya sampai kami benar-benar menikah!” 

To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar