Arrogant
Snow White 4
Title:
Arrogant Snow White
Author:
Lyeolate
Cast:
Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo
_____________________
“Bangun
Sunggyu! Ini tidak lucu!” aku berteriak sambil mengguncang-guncang tubuhnya.
Aku benar-benar takut karena dia tidak bergerak sedikit pun. Aku tergerak untuk
minta tolong ke umma tentang hal ini tapi aku rasa itu bukan pilihan yang
bagus! Umma pasti akan sangat shock jika tahu hal ini atau.. dia mungkin akan
berpikiran yang macam-macam tentang ini! Aigo.. eottokhae??
Aku
memegang pergelangan tangannya. Aku mencoba untuk memeriksa denyut nadinya.
Aish.. sebenarnya aku payah dalam hal ini. Aku tidak bisa menemukan denyut
nadiku sendiri apalagi denyut nadi orang lain =,=
Akhirnya
aku putuskan untuk memeriksa detak jantungnya. Aku merebahkan kepalaku dan
menempelkan telingaku ke dada Sunggyu. Dan sungguh mengejutkan! Detak
jantungnya terdengar normal! Karena aku berasumsi dia pingsan akhirnya aku
memutuskan untuk merasakan nafasnya. Aku segera menaikkan kepalaku sedikit dan
itu membuat wajahku dengan wajahnya menjadi sangat dekat.
Uhhh..
aku bisa merasakan nafasnya yang hangat menggelitik wajahku. Tiba-tiba..
CHU!
Belum
sempat menarik kepalaku kembali karena terkejut, tangan Sunggyu sudah dengan
sigap memegang leherku.
“Sunggyu!
Apa-apaan!!” protesku karena dia telah mengejutkanku dengan menciumku
tiba-tiba.
“kau
sedang mengerjaiku, kan? kini kau harus merasakannya juga!” ketusnya yang masih
memegang erat leherku.
“aihh..
lepaskan, bodoh!” aku berusaha melepas genggamannya di leherku. Tapi tak
kusangka ia cukup kuat dan wajahku kini makin dekat dengannya.
“Apel
tadi bau kloset orang miskin! Kau kurang ajar sekali! Kini bibirku sudah penuh
dengan ribuan bakteri” kesal Sunggyu, nadanya kini terdengar menyeramkan.
Ampun..
“sialan!
Kau pantas menerimanya! Kini lepaskan..” paksaku yang masih berusaha melepas
genggamannya.
“tidak..
sebelum aku berbagi bakteri kloset dibibirku ini denganmu.. kau juga harus kena
dengan bakteri yang menjijikan ini!” ungkap Sunggyu.
Dia
segera melumat bibirku. Dia sangat gila! diaa memangut bibirku dengan posisi
kepala yang bergantian. Aku benar-benar terhimpit dan tidak bisa melawan.
“HMMPHH...
HMMPPH...” aku berusaha menarik bibirku dari bibirnya. Tapi dia segera
menggigit bibir bawahku sehingga aku berteriak dengan spontan.
“uuummmhhhh..”
aku terengah karena ia memaksa masuk lidahnya dengan biadab menjelajahi rongga
mulutku. Aku bisa merasakan lidahnya yang hambar tapi begitu nakal dan tidak
mau berhenti menjilati rongga mulutku. Aku bisa merasakan bibirku basah sampai
sela-sela bibirku.
“hhmmmmmhh...hmmpph..
sungg,..gyuu..” aku berusaha membuka mulutku tapi justru ia memanfaatkan itu
dengan terus menerobos masuk lidahnya yang membuatku terangsang hingga terasa
sampai dibalik celanaku (?)
“baahh!!!”
akhirnya aku bisa lepas dari genggamannya. Aku segera terguling ke belakang
karena dorongan dari tanganku sendiri. Aku segera bangkit dan melihat Sunggyu
sedang mengelap bibirnya dengan jemarinya yang mulus.
“sekarang
100% bakteri itu pindah ke mulutmu! Rasakan!” umpatnya. Aku terdiam dan masih
mengumpulkan kesadaran dan berusaha memahami apa yang barusan aku alami.
“..
dasar sialan! kau menciumku hanya karena ingin memindahkan bakteri itu ke
mulutku!” teriakku kesal yang sudah cukup sadar. Aku segera bangun dan
memelototinya.
“kau
bodoh, dan kau tahu itu kan? jika aku jadi dirimu aku akan memasukkan apel ini
ke mulutku dan menggosok-gosokan apel ini ke gigiku bukan dengan ciuman konyol
yang seperti itu!” teriakku sedikit kesal alias malu karena Sunggyu baru saja
mencium bahkan melumat habis bibirku ini hingga basah!
Sunggyu
tampak terdiam, entah dia membenarkan perkataanku atau tidak yang penting ia
sekarang sedang menatapku dengan pandanganya yang sangat dalam.
“aku
sekalian ingin latihan ciuman jadi aku lakukan itu” ungkapnya konyol.
“hah!
Latihan sekarang gagal! Kau pulang saja sana!” aku segera mengusirnya. Sunggyu
segera berdiri dan menatapku kembali.
“lebih
baik jangan buang-buang waktu.. seharusnya kita selesaikan latihan ini” kata
Sunggyu.
“huuuhh..”
aku mengendus berat. Sebenarnya aku malu dengan ciuman yang tadi. Tapi aku
pura-pura tidak peduli dan sekarang aku sedikit grogi dengan Sunggyu. Ia
mendekatiku dan berjalan kearahku.
“Mundur!”
teriakku refleks. Sunggyu tersentak dan aku segera menjauh darinya.
“aku
sedang tidak mood untuk latihan. Sebaiknya kau pulang” ujarku padanya. aku
berdiri menghadap cermin dan aku bisa melihat wajahku yang menjadi merona.
“Aigo..
kenapa ini??” gumanku bingung, aku segera menutup pipiku dengan kedua tanganku.
“baiklah..
aku pulang..” ujar Sunggyu sambil berjalan ke arah pintu kamarku. Aku mengamatinya,
dan ini benar-benar membuatku muak. Bagaimana tidak muak? Dia membuka knop
pintu kamarku dengan dialasi sapu tangannya.
“..
banyak bakteri” guman Sunggyu tanpa dosa saat ia sadar aku memperhatikkannya
membuka knop pintu dengan sapu tangan.
Aku
mencibirnya dibelakang dan tidak mengantarnya pulang sampai keluar rumah. Biar
sajalah dia keluar sendiri.
Malamnya..
aku memutuskan untuk pergi ke warung membeli soda. Di kepalaku masih terngiang
permukaan bibir Sunggyu. Entah kenapa aku kepikiran terus. Aku segera membayar
sodaku begitu aku melihat Hoya ada diluar warung sedang membungkuk mengibas
celana panjangnya.
“Hoya~”
aku memanggilnya begitu aku keluar dari warung. Hoya segera menegakkan tubuhnya
dan tersenyum kearahku saat tahu kalau aku yang memanggilnya.
“woy~
malam-malam begini keluyuran cuman beli soda” sahut Hoya sambil merebut soda
yang aku pegang dan ia meminumnya tanpa minta izin dari ku sebelumnya.
“woy~
malam-malam begini gak modal minta soda orang” balasku sedikti kesal karena
kini soda yang baru saja 6 menit kubeli hampir habis.
“ya..
soalnya aku tidak punya pacar sekaya Sunggyu.. haha” ledek Hoya. Aku segera
mengubah mimik wajahku dan menunjukkan kalau aku tidak suka diledek.
“bagaimana?
Kau sudah latihan dengan Sunggyu?” tanya Hoya tiba-tiba.
“ya..
dan sedikit ada tragedi konyol yang terjadi” kataku sambil berjalan. Hoya
segera melangkahkan kakinya menyeimbangkan langkahku.
“wae?
Ciumannya sukses? Hehe”
“aish!
Hoya! Kau lihat kolam piranha di sana? Sebentar lagi kau jadi penghuni kolam
piranha itu jika kau meledekku lagi tentang SNOW WHITE” Ancamku yang sukses
membuat Hoya diam walaupun sebenarnya aku hanya bercanda. Karena tidak ada
kolam piranha disekitar sini XD
“Tak
kusangka.. kau protektif tentang Sunggyu. Sampai-sampai aku tidak boleh
menanyakan hal tentang Sunggyu padamu” ungkap Hoya yang mencoba menggodaku
lagi.
“ya..
karena kalau kau tanya tentang Sunggyu lagi pohon jambu itu pasti sudah jadi
kuburanmu” ujarku berusaha mengancam Hoya.
“hahaha..
mianhae!! Ayo ceritakan.. jangan bertele-tele.. adegan konyol apa yang kau
alami.” Paksa Hoya. Aku mengatur nafasku berusaha menahan emosiku untuk
bercerita pada Hoya.
“APA?
BENARKAH KALIAN BERCIUMAN??HUAHAHAA” ledakan tawa Hoya seakan-akan membangunkan
arwah gentayangan di sekitar kami saat aku menceritakan semuanya tentang tadi
pagi.
“diam
bodoh!!! Tidak lucu tapi menjijikan!” aku segera menyumpal mulutnya dengan
plastik bekas jajananku.
“uughh..
huehh..” Hoya seketika memuntahkan plastik itu dan melanjutkan tawanya.
“bagaimana
ciumannya? Apa bibirnya.. lembut?” tanya Hoya sambil menyikut lenganku keras.
Tanpa ragu aku menjawabnya dengan satu anggukan kepala. Kemudian Hoya
melanjutkan tawanya lagi.
“ciuman
kalian... basah?” tanyanya lagi. Aku pun mengangguk lagi
“sangat
basah..” jawabku meladeni godaanya.
“huakakakakakakaka..
akhirnya.. aku bisa mendengar sang pangeran dan snow white berciuman di dunia
nyata meskipun aku tidak melihatnya secara langsung” tawa Hoya. Aku hanya
mencibir kearahnya.
Saat
aku dan Hoya sedang duduk di taman. Aku melihat seseorang sedang berlari sambil
menutupi kepalanya dengan Hoodie. Tapi karena lampu taman sangat terang aku
bisa mengenali wajahnya.
“hei,
itu Sunggyu?” tanyaku segera bangkit dari duduk dengan rusuhnya. Hoya bingung
melihat aksiku yang rusuh.
“apa
benar itu Sunggyu?” Hoya ikut bangkit dari duduknya dan mendekatiku.
“kita
ikuti dia.. tampaknya dia sedang buru-buru” kataku segera mengajak Hoya.
“Woohyun-ah!
Memangnya kenapa kalau dia sedang buru-buru?”
“aku
punya firasat buruk.. entah kenapa.. aku juga bingung” aku segera berlari
mengejar Sunggyu tanpa memikirkan Hoya ikut denganku apa tidak. Aku segera
berhenti dan bersembunyi dibalik tembok begitu Sunggyu berdiri dirumah
seseorang yang agak besar dan mewah.
“wae? Rumah
siapa itu?” tanya Hoya yang ternyata mengikutiku.
“entahlah..
lihat siapa yang keluar dari rumah ini” kataku yang fokus pada rumah itu.
Tiba-tiba
seseorang membuka gerbang dan membiarkan Sunggyu masuk. Aku bisa mengenali
sosok orang yang membukakan gerbang. Dia yeoja.. yeoja yang selalu tersenyum
sok manis, dan gila harta.. dia..CHORONG?
“itu si
Chorong?” Hoya juga tak habis pikir Sunggyu datang ke rumah Chorong
malam-malam.
“mereka
tinggal bersama?” aku sedikit bingung.
“kau
mau tahu?”
“ne..”
jawabku lirih.
“berarti
kau mau menunggu ia sampai keluar dari rumah? Bagaimana kalau mereka memang
tinggal bersama!” seru Hoya memelototkan matanya.
“jadi..?
kita harus pulang?” tanyaku sedikit kecewa.
“oohh
kita? Aku saja yang pulang kau disini tungguin si Sunggyu” jawab Hoya sambil
meninggalkanku.
“ahh..
arraseo..” kataku sambil menarik lengan Hoya.
“ayo..
kita pulang..” ajakku akhirnya.
Esoknya
aku pergi ke sekolah dan sedang menuju kekelas seperti biasa. Tiba-tiba aku
mendengat suara gaduh dari koridor dan suara itu makin lama makin keras.
BRUAKK!!
Songsaenim
Sungje yang mengajarkan sejarah menabrak keras tubuhku yang sedang mau belok ke
kelas. Aku jatuh tersungkur dan memandangi Sungjae-nim yang terus berlari tanpa
memperdulikanku yang tertabrak olehnya.
“JINWOO??
Kau masih hidup, kan?” teriak Hoya dari atas gedung. Tampak Jinwoo yang sudah
terkapar di rumput yang tebal hanya mengangkat jempolnya saja.
“pelemparan
tumbal berjalan dengan baik?” tanyaku pada Hoya.
“ya..
mendaratnya halus dan seperti biasa Sungje-nim histeris” jawab Hoya enteng.
“yippii...
kita tidak belajar dengannya lagi” kataku kembali bersemangat. Aku duduk
dibangku dan menyadari Sunggyu menatapiku seperti biasa.
“ada
masalah?” kataku sebal
“tidak..
aku hanya heran saja makin hari kau semakin lusuh. Apa air dirumahmu tidak
berfungsi?” tanyanya polos padaku.
“asal
kau tahu.. aku ini mandi dengan air comberan” jawabku kesal.
Sunggyu
segera membelalakan matanya.
“wae?
Aku tidak keberatan berbagi bakteri ditubuhku ini denganmu” rayuku bercanda.
Sunggyu hanya tersenyum. ASTAGA dia kenapa tersenyum.
“aku
juga tidak keberatan” kini Sunggyu berani menjawab candaanku.
“andwee..
aku hanya bercanda, bodoh!” seruku ngeri,
“aku
suka padamu..” tiba-tiba Sunggyu membisikan kata-kata konyol itu ditelingaku.
“TIDAK!!!!!!!!”
aku spontan menjatuhkan diriku dari bangku. Aku segera bangkit dan berlari
kearah Hoya.
“HOYA!!!!
LEMPAR DIA KELUAR JENDELA!!!” seruku yang bersembunyi dibalik punggung kekar
Hoya.
“kau
ini kenapa??” tanya Hoya bingung.
“huaahhh...”
aku tidak berani melanjutkan kata-kataku karena aku baru saja mencoba melihat
kearah Sunggyu. Sunggyu memasang wajahnya yang polos dan kini masih menatapku.
“bangsawan
macam apa dia” batinku heran.
“tidak
apa-apa Hoya. Dia terlalu mendamatisir perannya saja” kata Sunggyu tiba-tiba.
“hei
Sunggyu! Kau sudah latihan dengan Woohyun?” tanya Hoya pura-pura tidak tahu,
“ya dan
aku yakin Woohyu menceritakan semuanya padamu” jawabnya singkat.
“Hoya..
ke toilet sebentar” kataku segera membawa Hoya ke toilet.
Saat
perjalan ke Toilet Hoya begitu heran mengapa aku terus memegangi perutku.
“wae?
Kenapa perutmu?” tanya Hoya penasaran.
“tiba-tiba
aku mual jika mengingat kejadian kemarin” kataku lemas.
“haha..
kau sih, jangan diingat bisa kan?”
Aku
hanya mengatupkan bibirku. Tiba-tiba langkahku terhenti begitu aku melihat
Chorong yang sedang berdiri melamun didepan loker.
“Woohyun..”
tiba-tiba Chorong menyadari aku ada disekitarnya.
“ada
apa?” tanyaku cuek.
“Woohyun..
aku ingin jadi pangeran.. ayo kita tukeran peran!” tiba-tiba Chorong memaksaku.
Aku dan Hoya memandang gadis ini dengan pandangan aneh.
“maaf..
tapi aku sudah latihan dengan Sunggyu dan kurasa aku berat melepas peran ini”
tolakku padanya. tampak air mata bergenang di wajahnya.
“wa..wae?”
guman Hoya bingung.
“aku
mohon.. ini demi kebaikan aku dan Sunggyu” katanya dengan nada yang gugup
karena ia terus meneteskan air mata.
“demi
kebaikan? Memangnya apa hubungan kalian??” aku dibuatnya bingung. Kenapa dia
mau bertukar peran denganku? lagipula aku tida mau jadi penyihir!
Dengan nada
yang terisak, Chorong berusaha mengungkapkan sesuatu yang cukup berat tampaknya
untuk dikatakan.
“Sunggyu
adalah tunanganku.. jadi biarkan aku mendapatkan peran pangeran! Tidak ada yang
boleh menciumnya sampai kami benar-benar menikah!”
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar