Senin, 23 April 2012

Arrogant Snow White -END-

chapter terakhirr.. yeayy..

Naahh.. habis chapter ini aku mau mempublishkan fanfic buatanku.. ada yang rela membaca beserta komentar ? (nggak akan ada Vin...)


Arrogant Snow White –end-


Title: Arrogant Snow White
Author: Lyeolate
Cast: Woohyun + Sunggyu (Woogyu Couple) + Hoya + Dongwoo



>>>>>>>>>>>>> 


“cepat bawa ke UGD! Lukanya cukup serius!” teriak salah satu petugas medis gawa darurat di rumah sakit. Aku terus mengiringnya hingga salah satu perawat menghentikan tindakanku.
“maaf... anda tidak bisa masuk” ujar perawat itu sembari mendorong tubuhku.
Aku hanya bisa menangis karena takut terjadi apa-apa padanya. aku duduk dengan gusar dan segera memberitahu Hoya tentang kejadian ini. Hoya tidak membalas sms-ku dan itu makin membuatku gelisah.
“apa ada keluarga dari pemuda tadi?” tanya dokter yang tiba-tiba keluar dari ruang UGD. Aku yang mendengarnya segera menghampiri dokter tersebut.
“aku pa.. maksudku.. aku temannya..” kataku.
“apa keluarganya akan segera datang?” tanya dokter itu
“aku sedang berusaha menghubungi mereka.. ah, apa Sunggyu baik-baik saja?” tanyaku dengan paksa.
“dia dapat 50 jahitan dikepalanya dan kini masih belum sadar. Kami akan memindahkannya diruang rawat inap sampai orangtua dia datang” jawab Dokter itu.
50 jahitan?? Dan dia belum sadar? Ya tuhan.. ada apa dengannya! Apa ini salahku? Aku begitu mencemaskannya hingga nafasku tidak bisa berhembus secara wajar. Woohyun kau bodoh! Seharusnya kau melakukan sesuatu disaat seperti ini! Aihhh pabo! Pabo!






Ruang 120
KIM SUNGGYU apa kau bisa bangun sekarang? Aku tidak tega melihatmu begini. Kenapa kau melompat dari gedung? Apa yang sebenarnya terjadi? Kumohon bicaralah padaku..

Aku mengelus-elus pipinya yang mulus dan putih itu. Bibirnya tampak pucat tak semerah yang dulu. Matanya masih terpejam sedangkan aku tetap menantinya membuka matanya. Ahh.. aku meremas tangannya dan menciumi tangannya. Sunggyu.. sadarlah.. ceritakan sesuatu.
Aku mengecup lembut bibirnya. Aku berharap dia terbangun seperti SNOW WHITE yang bangun dari tidurnya saat dikecup sang pangeran.
Yakk! Bangunlah!
Aku terus mengecup bibirnya hingga ia sadar. Aku merasa putus asa karena ia belum sadar-sadar.

Brakk!

Tiba-tiba pintu kamar ruang sakit terbuka dan aku melihat orangtua Sunggyu datang dengan tiba-tiba. Wajah mereka tampak geram dan mereka dengan paksa segera mengangkut tubuh Sunggyu.
“dia belum sembuh!” seru ku sambil menahan Ayah Sunggyu yang berusaha mengangkut Sunggyu.
“diam kau!” Ayah Sunggyu segera menepis tangannya dan aku pun tersungkur kelantai. Ibu Sunggyu tampak terisak melihat anaknya yang terkulai dengan perban melilit dikepalanya. Aku tidak bisa melawan karena Orangtua Sunggyu sudah membawanya keluar dari rumah sakit. Ya tuhan... kuharap dia baik-baik saja.
Begitu aku melihat Ayah sunggyu memasukkan Sunggyu kedalam mobil aku segera berlari mengejarnya. Tapi sayangnya aku gagal dan aku kehilangan Sunggyu disaat-saat seperti ini.
“Sunggyu!!” teriakku begitu Mobilnya melaju kencang.


Ini sudah 3 hari tapi bangku Sunggyu tampak kosong. Aku melirik ke arah Chorong yang dari kemarin murung dan masam. Ia melirikku dan kemudian membuang wajahnya. Huh, menyebalkan!
“Mana Sunggyu?” tanya Hoya padaku begitu ia tidak menyadari keberadaan Sunggyu.
“molla..” jawabku singkat.
“kau tidak menghubunginya? Dua hari lagi kita tampil!” ujar Hoya panik.
“aku sudah berusaha menelponnya, mengirim sms tapi sama sekali tidak ada jawaban” kataku sambil mengutak-atik handphone-ku.
“dia sudah mati!” tiba-tiba Chorong menimpali.
Aku melirik kearahnya dan menatapnya tajam.
“MWORAGO?” ketusku dengan sinis.
“penipu! Bangsawan miskin itu sudah mati!” teriak Chorong sambil pergi keluar kelas. Aku dan Hoya saling pandang-pandangan karena ucapan kasar Chorong.
Aku geram dan segera menyusul Chorong keluar kelas. Begitu aku mendapatkannya ada didepan ruang Olahraga.
“Chorong!” aku memanggilnya lantang. Chorong seketika menoleh kearahku. Kemudian ia mencibir begitu melihat aku yang memanggilnya. Karena kesal aku menarik pundaknya dan itu membuatnya hampir jatuh tersungkur kebelakang.
“kyaa..” teriaknya yang hampir jatuh.
“kau bilang apa tadi dikelas? Bangsawan miskin? Penipu?”
“ahh.. aku lupa satu kata lagi! Bangsawan IDIOT” ketus Chorong sambil memelototiku.
“bakk!”
Aku yang emosi mendorong tubuhnya hingga tertabrak loker di ruang olah raga. Ia merintih kesakitan sembari memegangi punggungnya.
“aku senang kau bilang begitu.. itu tandanya.. Sunggyu tidak jadi menikah denganmu kan?” kataku puas melihatnya tersungkur kebawah.
“ya! itu karena dia bangsawan yang sudah melarat! Penipu! Dia menguras hartaku!” umpat Chorong sambil berusaha berdiri.
“sekali lagi kau mengatakan itu.. aku tidak sungkan-sungkan mengganti bola basket dengan kepalamu dan memasukkannya kedalam ring! Dengar itu” cetusku sambil meninggalkannya.
Sepeninggalannya aku tersenyum.  Itu berarti Sunggyu tidak jadi menikah?? Ahhh untung saja.. aku melirik cincinku dan kemudian menciuminya.
“Sunggyu-ah.. tunggu aku”

Aku berdiri didepan rumahnya yang besar itu. Tampak rumah itu sangat sepi dan seperti tidak ada penghuninya. Aku mengintip dari sela-sela gerbang dan tidak menemukan akan adanya tanda-tanda kehidupan disana. Karena penasaran aku nekat memanjat pagar yang memiliki tinggi 5 meter tersebut.

Sraakkkk

Aku mendarat dengan mulus di rerumpunan. Aku segera berdiri dan menyibak celanaku yang terkena rumput yang kering. Dengan mantap aku menyelinap masuk dan berjalan ke halaman belakang.
PRAANGG!!! Tampak terdengar suara keramik yang pecah dan itu terus terdengar berulang kali. Aku segera bersembunyi di balik dinding begitu aku melihat ada ibu Sunggyu didekat jendela besar. Aku mengintip sedikit dan aku melihat Ibu Sunggyu yang sedang menangis-nangis. Tampak Ayah Sunggyu yang hanya diam melamuni sesuatu.
“ada apa ini?” kataku dalam hati.

“Umma! Izinkan aku sekolah!” tiba-tiba terdengar suara teriakan Sunggyu. Aku segera mengintip lagi dan aku melihat Sunggyu sedang turun dari tangga.
“TIDAK BISA! Kau tidak malu dengan Chorong yang tidak jadi menikah denganmu?” teriak Ibu Sunggyu.
“untuk apa aku malu?? Aku memang tidak suka dengannya!” sentak Sunggyu.
“kau dihukum, nak! Kau tidak boleh keluar rumah sampai keluarga Park memaafkan ulahmu! Kau pasti mengarang cerita itu kan??” kini Ayahnya angkat bicara.
“aku tidak mengarang cerita!!” Sunggyu terdengar sangat marah. Aku begitu mengkhawatirkannya.
“hhuhuhuhuhuhu... kenapa kau bodoh sekali..” isak Ibu Sunggyu sambil menyeka airmatanya dengan tisu.
“maafkan aku umma.. aku memang hamil”


JDEERR!

Aku bengong saat Sunggyu mengatakan “maafkan aku umma.. aku memang hamil”. Tiba-tiba aku merasa pusing dan lututku lemas. Aku menyandar dinding dan begitu shock mendengarnya.
“Kau tidak hamil! Kau tidak hamil!” terdengar lagi suara teriakan dari Ibu Sunggyu.
“kau harus menerima kenyataan! Aku memang Hamil dan Woohyun akan bertanggung jawab!”
“mwo?? Aku??” Aku tambah lemas mendengar ucapannya. Perlahan-lahan aku berjalan dan mencoba pergi dari rumah ini. Aku butuh udara segar untuk menenangkan diri. Aku gelisah saat mengetahui kalau Sunggyu hamil gara-gara aku. Mana bisa?

....

Sudah berpuluh-puluh channel aku ganti sambil terlentang di lantai tak berdaya. Tidak ada acara tv yang menghiburku sama sekali. Umma ku begitu aneh melihat anaknya yang seperti orang koma terkapar dilantai.
“Woohyun-ah.. makan dulu..” kata ibuku manis. aku segera mendongakkan kepalaku dan melihat Ibuku sedang menyiapkan makanan.
“kau terlihat lelah sekali.. pasti banyak projek karena kau mau menuju kelulusan kan?” kata ibuku berusaha membuatku nyaman. Aku segera bangkit dari tidurku dan duduk di meja makan.
Aku yakin ibuku merasa heran karena tingkahku yang seperti orang gelisah.
“ceritakan saja sesuatu..” ujar ibu sambil memberikanku lauk.
“mana appa? Juga Dongwoo-hyung?” tanyaku penasaran.
“mereka sedang ke rumah bibi karena ada keperluan. Jadi kita makan duluan saja, umma sudah siapkan untuk appa mu dan juga Dongwoo”
Aku mengangguk begitu mendengar penjelasannya. Dalam benakku, aku ingin cerita soal Sunggyu tapi aku takut umma shock begitu mendengarnya.
“umma.. menurut umma.. jika.. emm.. ada anak umma yang menikah diusia muda, apa umma setuju?” tanyaku grogi.
“wae? Kamu mau menikah?” ummaku malah balik bertanya.
“aniyo.. aku cuman tanya. Hoya minta pendapatku, apa menikah muda itu bagus atau tidak..” kataku beralasan dengan berpura-pura aku membicarakan soal Hoya.
“dasar Hoya.. dia memang pantas untuk menikah sekarang. Jika anak umma ada yang ingin menikah di usia muda, apa salahnya? Menikah adalah perbuatan mulia” guman Ummaku sambil tersenyum.
“kalau.. seandainya.. anak umma menghamili duluan pacarnya?” tanyaku dengan wajah bodoh. Sudah kutebak wajah Umma akan berubah 100 derajat karena mendengar pertanyaanku yang aneh.
“umma bangga punya anak yang mau bertanggung jawab untuk menikahi pacarnya karena anak umma yang sudah menghamilinya” tiba-tiba Umma menjawab seperti itu, aku terdiam dan menceran omongannya.
“sungguh, umma?” tanyaku meyakinkan. Umma hanya menganggukkan kepalanya.
“umma.. sebenarnya..” aku berusaha jujur meskipun sebenarnya aku belum mengetahui langsung dari Sunggyu.
“aku.. aku... seperti itu..” ungkapku malu-malu. Aku segera menundukkan wajahku tidak tega melihat ekspresi ibuku. Aku mengintip dari pandanganku dan kulihat wajahnya yang seperti sangat kecewa. Ia berusaha tegar sambil memegang dadanya.
“kau mau bertanggung jawab, eo?” tanya Umma memastikan.
“ne..” jawabku pelan.
Umma segera bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Aku tersentak kaget karena ia segera memelukku.
“kau memang harus begitu.. “ bisiknya padaku. aku membalas pelukannya.
Terima kasih umma..

Hari H untuk pentas drama sudah dimulai. Semua tampak sibuk bersiap-siap dan menyiapkan segala properti. Aku melirik jam tanganku dan pentas akan dimulai 10 menit lagi. Aku mengintip dari balik tirai. Begitu banyak para orangtua yang datang untuk menonton. Tiba-tiba saja perutku mual. Aku segera pergi ke ruang rias. Tampak semuanya panik karena sang putri SNOW WHITE alias Sunggyu tidak hadir disaat-saat seperti ini.
“waeyo?? Waeyo?? Kenapa SNOW WHITE tidak datang-datang??” panik Jisun-nim yang sibuk dengan handphone-nya berusaha menghubungi Sunggyu.
“sudah lima hari dia absen di sekolah.. kami juga sulit menghubunginya..” ujar salah satu dari kami.
“Ahh.. kau, Woohyun! kau pasti tahu kan Sunggyu ada dimana??” tiba-tiba Hoya menghampiriku. Ia tampak lucu dengan kostum pohonnya.
Aku terdiam.. aku sendiri sedang panik dengan perasaanku. Aku segera mengeluarkan handphone-ku dan memasukkan dial nomor Sunggyu.
“aku coba dulu menghubunginya..” ujarku pelan.

.....


“tidak diangkat..” kataku yang segera mencoba mengirim pesan. Namun, pesan yang kukirim ternyata gagal.
“kenapa kau santai sekali?? Aish,, seharusnya dia bilang kalau tidak bisa hadir” gerutu Hoya.
“jadi... kita terpaksa mengganti perannya” tiba-tiba Jisun-nim memutuskan. Kami semua terperanjat.
“tapi.. SNOW WHITE berperan paling banyak di drama ini. Kita sulit melakukannya kalau belum latihan..” aku segera menyela keputusan Jisun-nim.
“mau bagaimana lagi?? Apa disini ada yang bisa menggantikan peran SNOW WHITE? Kalian pasti berlatih bersama jadi pasti ada yang hafal..” tanya Jisun-nim sembari melebarkan pandangannya. Kami semua terdiam.
“aku saja..” tiba-tiba Chorong keluar dari ruang ganti.
“apa??” spontanku tak percaya.
“kau hafal? Baiklah.. ayo kita mulai!” Jisun-nim segera menyudahi brieffing ini.
“jangan coba-coba..” aku menatap tajam Chorong.
“haha.. Sunggyu pasti akan sangat marah melihatmu menciumku” ledek Chorong sambil menjulurkan lidahnya.
“yakk.. sehabis ini kau pasti mati!” ancamku sambil menunjuk kearahnya. Chorong hanya mencibirku dengan puas.
Aku benar-benar kesal! Kenapa sekarang si perempuan payah itu menggantikan Sunggyu? Aku tidak mau menciumnya meski hanya drama! Aish sialan!



“MAAF apa aku terlambat??”

Semua anak-anak yang sedang menunggu untuk tampil seketika terkejut melihat Sunggyu datang.
“ya tuhann..... kau datang? Syukurlah! Cepat ganti bajumu” teriak Jisun-nim senang. Sunggyu segera mengambil bajunya dan dia pun keruang ganti.
Hatiku begitu nyaman melihatnya datang disaat-saat seperti ini. Aku segera melirik kearah Chorong. Tampak wajah Chorong shock melihat Sunggyu datang.
“rasakan!” umpatku kesal. Aku gantian mencibir kearahnya.
Aku sengaja menunggu Sunggyu sedang mengganti pakaian. Saat tirai ruang ganti pakaian terbuka, seketika itu juga Sunggyu keluar menggunakan gaun SNOW WHITE. Ia mengenakan rambut palsu panjang dan itu benar-benar membuatnya CANTIK. Aku menganga melihatnya mengenakan gaun itu. Sunggyu tampak memperhatikanku kemudian ia pergi melewatiku tanpa menyapaku sedikit pun.
Kenapa dia??

...

“baiklah para hadirin.. sebentar lagi drama SNOW WHITE akan segera dimulai..”
Terdengar tepukan tangan yang riuh mengiringi tirai yang terbuka secara otomatis. Drama SNOW WHITE dimulai dan berjalan dengan lancar. Sunggyu keluar dan memainkan adegan pertamanya saat sedang jalan-jalan ditaman. Semua penonton tampak terpesona dengan ‘kecantikan’ Sunggyu. Ia mampu memainkan perannya secara formal, mungkin bawaan karena dia seorang bangsawan. Lalu adegan-adegan berikutnya pun terus berlanjut.
Aku memegang dadaku karena adegan terakhir akan segera aku mainkan! Aku mengintip dari belakang panggung dan aku sudah melihat Sunggyu sudah tidur diatas tempat tidur dengan dikelilingi para kurcaci.
“cepat keluar!” Jisun-Nim mendorongku dan aku pun segera muncul dipanggung. Aku melihat orangtuaku dan Dongwoo melambaikan tangan kearahku memberi semangat. Aku pun segera menghampiri Sunggyu.
“pangeran! SNOW WHITE kini sudah meninggal karena apel pemberian dari nenek sihir yang datang kemari.. huhu..” ujar kurcaci merah dengan aktingnya yang memukau.
“sayang sekali.. padahal aku berencana untuk menjadikkan istriku” kataku yang segera berdiri disamping Sunggyu.
“kini SNOW WHITE sudah tiada dan kami akan kehilangan seseorang yang kami sayangi..huhuhu” ujar kurcaci yang lainnya.
“aku akan memberikan ciuman pertama dan terakhir untuknya. Karena aku begitu menyesal terlambat menjadikannya sebagai istriku...” ujarku pelan. Aku segera menggenggam tangannya.
“aku menyesal tidak melakukan apa-apa saat dia mengharapkanku. Aku tidak akan mengingkari janjiku padanya kalau aku akan menikahinya. Cincin ini sudah melingkar nyaman dijariku. Aku akan menikahinya dalam keadaan apapun.. dan aku akan.. bertanggung jawab. Kita pasti akan menempuh hidup baru yang lebih baik untuk kita berdua. Aku mencintaimu..”
Semua pemain bingung mendengar dialog ku. ya, dialog itu bukan dari naskah drama. Aku mengatakan itu semua dari hatiku yang paling dalam tentang Sunggyu. Aku menatapnya meski matanya masih tertutup, kemudian aku segera mencium lembut bibirnya. Semua penonton tampak terharu melihat caraku menciumnya. Ya.. entah kenapa Sunggyu menangis saat aku menciumnya.
Sunggyu terbangun. Ia tampak menatapku dalam, kemudian ia segera bangun dari tidurnya.
“Putri SNOW WHITE sadar!!! Horee..” semua kurcaci bahagia termasuk aku. Sunggyu masih belum bisa melepas pandangannya.
“terima kasih pangeran.. kau sudah mau menerimaku apa adanya.. “ kata Sunggyu tidak sesuai dialog. Para pemain kembali bingung dengan dialog yang kami ucapkan. Aku tersenyum dan segera memeluknya erat. Sunggyu.. saranghaeyo!
“akhirnya SNOW WHITE dan pangeran menikah dan hidup bahagia selamanya..”
Tepukan tangan bergemuruh tanda sangat menyukai drama kami. Yay! Kami sukses!!
Aku melihat kearah ummaku yang sedang menunjuk kearah Sunggyu. Appa tampak terdiam dan hanya mengangguk-angguk. Semoga tidak ada apa-apa..

Dibelakang panggung..
“KEREN!!! Meskipun kau lupa dialog tapi kau bisa menggantikan kata-katanya dengan baik!” puji Hoya. Dalam hatiku sebenarnya aku bukan lupa, tapi aku memang mau menyatakan itu ke Sunggyu.
“hahaah.. ya.. kau juga, aktingmu bagus sekali. Bisa tahan ya kau berdiri dari awal sampai akhir!” aku meledekknya gantian. Hoya tertawa dan kemudian dia memelukku.
“CHUKKAE” seru Hoya.
“Woohyun-ah!” tiba-tiba umma memanggilku. Tampak Appa dan Dongwoo-hyung juga ada disitu.
“bagaimana? Peranku baguskan?” kataku mengawali pembicaraan. Semua tampak tersenyum dan mengangguk.
“umma sudah cerita pada semuanya..” bisik Umma padaku. aku segera melirik kearah Appa dan Dongwoo-hyung.
“appa...”
“tidak apa-apa nak.. ini hidupmu berarti ini pilihanmu juga” ujar Ayahku sambil memelukku. Aku membalas pelukkan.
“appa.. terima kasih..”
“yah.. aku diloncatin, deh” keluh Dongwoo-hyung. Kami semua tertawa bahagia dan kami pun berpelukan.

Begitu acara benar-benar usai. Aku mencari Sunggyu tapi belum menemukannya juga.
“kemana anak itu...” ujarku sambil menggaruk-garuk kepala. Aku melihat dari luar jendela dan aku menemukan seseorang yang sedang aku cari,
“hmmm.. ternyata seperti biasa.. dia di kolam”

Aku berjalan pelan-pelan menghampirinya. Sunggyu tampak tidak sadar jika ada aku dibelakangnya.
“Woohyun-ah” tiba-tiba Sunggyu memanggilku. Aku tersentak kaget karena ia menyadari keberadaanku.
“ada apa? Kenapa kau melamun lagi?” tanyaku yang segera duduk disampingnya.
“sedang mencari kata-kata yang tepat untuk disampaikan padamu..” ungkap Sunggyu tanpa memandang wajahku sedikitpun.
“wae? Kau mulai lagi..” gerutuku sambil mengatupkan bibirku.
Kami berdua diam-diaman. Aku merasa canggung kalau dia begini lagi. Apa karena efek mengandung? #eh
“aku boleh tanya sesuatu?” tanyaku padanya. sunggyu segera menoleh kearahku tanpa menjawab pertanyaanku.
“malam itu.. saat kau terjatuh dari gedung. Kenapa kau melakukannya?”
Sunggyu terdiam. Kemudian, ia menyunggingkan senyumnya.
 “mianhae jika membuatmu kahwatir.. aku harap arwah pembawa sial yang dipercayai sungje-nim itu bukan tahayul..” ungkapnya sambil tersenyum. Aku membelalakan matanya bingung mendengar ucapannya. Dia percaya tahayul konyol itu??
“maksudmu..?” aku masih belum mengerti.
“ya, kalian bilang kalau kesialan akan menimpa pada seseorang yang melihat anak murid jatuh dari lantai 3.. aku sengaja menyuruhmu menunggu di gerbang dan membiarkan hanya Chorong yang menyaksikanku jatuh.. aku harap dia ketimpa sial, yaitu tidak jadi menikah denganku.. hehe” ujarnya polos. Kini aku melihat kepolosan diwajahnya lagi, bahkan ia sempat cengengesan.

PLETAK!
Aku memukul kepalanya pelan karena gemas dengan tindak bodohnya itu.
“apa maksudmu, hah?? Mana ada yang begituan?? Itu konyol! Kau hampir mati gara-gara percaya hal itu!!!” sentakku yang sangat kahwatir. tampak bibir Sunggyu menggetar karena ketakutan. Ya, aku berbicara terlalu keras padanya. tapi mau bagaimana lagi? Dia bertindak bodoh!
“..huhhh.. maaf Sunggyu.. aku hanya kahwatir soal ini.. asih” kataku berusaha membuat Sunggyu nyaman. Aku melirik kearahnya. Dia tampak diam lagi sambil mengusap-usap keningnya yang sepertinya baru sembuh.
“sakit ya? mianhae..” aku segera mengelus keningnya. Sunggyu segera memeluk tubuhku begitu aku sedang mengelus keningnya.
“aahh iya!” aku teringat sesuatu dan mengeluarkan Apel Merah California dari saku jaketku.
“taraaa... aku membawakan ini untukmu!” senangku sambil menyerahkan apel itu padanya. sunggyu segera bangkit dari duduknya.
“MWO? Aku maunya APEL FUJI! Aku bosan dengan Apel Merah California!” umpatnya sambil berlalu dariku. Aku bingung melihat tingkahnya.
“kenapa?? Hei?” aku segera menarik lengannya.
“aku trauma.. itu pasti.. “
“bu, bukan! Sungguh! Aku tidak mungkin mencelupkan ini ke air kloset! Aishh.. untuk bayi diperutmu.. kau butuh banyak vitamin..” ujarku sedikit malu. Sunggyu terbelalak mendengar ucapanku.
“Woohyun... kau tahu soal itu? Aku baru saja mau memberitahumu.. tapi aku takut kau meninggalkanku...huhu” Sunggyu meneteskan airmatanya. Aku merasa serba salah mielihatnya.
“ja, jangan menangis seperti itu! Aku.. aku sudah pernah bilang kan? aku akan menikahimu..orangtuaku sudah setuju, kumohon Sunggyu..” aku menatapnya dalam. Kini ia berhenti menangis.
“orangtuamu setuju? Dan kau...”
“ya! ya! ya! aku bersungguh-sungguh! Ayo cepat makan apelnya, chagi! Demi anak kita..” ujarku sambil mengelus perutnya. Sunggyu tersenyum. Ia menatapi apel itu.
“Woohyun-ah.. sebenarnya orangtua juga setuju.. “ ujarnya dengan pipi yang merona. Aku begitu bahagia mendengarnya. kalau begini berarti hubungan kami benar-benar direstui!
“nae.. sekarang makan apel itu”

KRAUKK..
Sunggyu mengunyah pelan apel segar itu.  Tiba-tiba ia terdiam dengan mimik wajah yang membingungkan.
“kenapa?” tanyaku cemas.

BRUK!
Sunggyu tiba-tiba pingsan dan aku panik melihatnya. Tapi, aku teringat dengan kejadian yang sama seperti ini. Ahh.. ini pasti akting.
Aku duduk disebelahnya dan memandangi wajah Sunggyu yang pasti sedang pura-pura pingsan.
“hei.. mau dicium olehku ya..” rayuku sambil meniup-niup poninya. Matanya tampak bergetar begitu menerima tiupan dariku.
Tanpa berkata-kata lagi aku segera memulai menciumnya. Yaaa.. pertama-tama aku menggigit bibir bawahnya dan kemudian aku segera memangut seluruh bibirnya. Ahh~ aku bisa merasakan Sunggyu terangsang. Ia tersenyum begitu menyadari aku menciumnya.
“yakk! Nappeun! Kau pura-pura pingsan lagi” gerutuku kesal.
“haha.. woohyun-ah.. saranghaeyo~” ujarnya segera melingkarkan tangannya dipundakku. Kami berdua cekikan ditaman sekolah. Dan tentu saja kami melanjutkan ciuman kami.

Pada akhirnya.. aku dan Sunggyu benar-benar menikah dan memiliki anak.. dan anak itu kami beri nama SUNGJONG :D

The end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar